tag:blogger.com,1999:blog-66343894560593366942024-03-21T01:27:46.943-07:00zikirdoaAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/00759938728347138333noreply@blogger.comBlogger28125tag:blogger.com,1999:blog-6634389456059336694.post-40085656463839514522010-09-27T22:49:00.000-07:002010-09-27T22:51:33.945-07:00<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiU-8nq3ZAsqepEjuj3m9KI4Uspoz-BEkgg3gr2Dsa1pLKrdtM1eaoZZxx8UQw24ShVDNqLAUMT2H721xeo943nWamT5H8I4D6iElFy5DqMnLpiDMb1NhvwpIqlT60cEBfkme5wbePg-15f/s1600/10092010143.jpg"><img style="cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiU-8nq3ZAsqepEjuj3m9KI4Uspoz-BEkgg3gr2Dsa1pLKrdtM1eaoZZxx8UQw24ShVDNqLAUMT2H721xeo943nWamT5H8I4D6iElFy5DqMnLpiDMb1NhvwpIqlT60cEBfkme5wbePg-15f/s400/10092010143.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5521837754656742962" /></a><br /><span style="font-weight:bold;"></span>MASJID TAEWON SOUT KOREAAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/00759938728347138333noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6634389456059336694.post-89170093151592668882010-01-30T22:41:00.000-08:002010-01-30T22:45:22.155-08:00NiatDari Amirul Mu’minin, (Abu Hafsh atau Umar bin Khottob rodiyallohu’anhu) dia berkata: ”Aku pernah mendengar Rosululloh shollallohu’alaihi wassalam bersabda: ’Sesungguhnya seluruh amal itu tergantung kepada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan sesuai niatnya. Oleh karena itu, barangsiapa yang berhijrah karena Alloh dan Rosul-Nya, maka hijrahnya kepada Alloh dan Rosul-Nya. Dan barangsiapa yang berhijrah karena (untuk mendapatkan) dunia atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya itu kepada apa yang menjadi tujuannya (niatnya).’” (Diriwayatkan oleh dua imam ahli hadits ; bukhari & Muslim)<br /><br />Diterima atau tidaknya dan sah atau tidaknya suatu amal tergantung pada niatnya. Demikian juga setiap orang berhak mendapatkan balasan sesuai dengan niatnya dalam beramal. Dan yang dimaksud dengan amal disini adalah semua yang berasal dari seorang hamba baik berupa perkataan, perbuatan maupun keyakinan hati.<br /><br />Fungsi Niat<br />Niat memiliki 2 fungsi:<br />1. Jika niat berkaitan dengan sasaran suatu amal (ma’bud), maka niat tersebut berfungsi untuk membedakan antara amal ibadah dengan amal kebiasaan.<br />2. Jika niat berkaitan dengan amal itu sendiri (ibadah), maka niat tersebut berfungsi untuk membedakan antara satu amal ibadah dengan amal ibadah yang lainnya.<br /><br />Jika para ulama berbicara tentang niat, maka mencakup 2 hal:<br /><br />1. Niat sebagai syarat sahnya ibadah, yaitu istilah niat yang dipakai oleh fuqoha’.<br /><br />2. Niat sebagai syarat diterimanya ibadah, dengan istilah lain: Ikhlas.<br />Niat pada pengertian yang ke-2 ini, jika niat tersebut salah (tidak Ikhlas) maka akan berpengaruh terhadap diterimanya suatu amal, dengan perincian sebagai berikut:<br /><br />a. Jika niatnya salah sejak awal, maka ibadah tersebut batal.<br /><br />b. Jika kesalahan niat terjadi di tengah-tengah amal, maka ada 2 keadaan:<br />- Jika ia menghapus niat yang awal maka seluruh amalnya batal.<br />- Jika ia memperbagus amalnya dengan tidak menghapus niat yang awal, maka amal tambahannya batal.<br /><br />c. Senang untuk dipuji setelah amal selesai, maka tidak membatalkan amal. <br /><br />Beribadah dengan Tujuan Dunia<br />Pada dasarnya amal ibadah hanya diniatkan untuk meraih kenikmatan akhirat. Namun terkadang diperbolehkan beramal dengan niat untuk tujuan dunia disamping berniat untuk tujuan akhirat, dengan syarat apabila syariát menyebutkan adanya pahala dunia bagi amalan tersebut. Amal yang tidak tercampur niat untuk mendapatkan dunia memiliki pahala yang lebih sempurna dibandingkan dengan amal yang disertai niat duniawi.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00759938728347138333noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6634389456059336694.post-55851880607618689872010-01-30T22:20:00.000-08:002010-01-30T22:25:58.506-08:00ZuhudDari Abul-Abbas Sahl bin Sa’d As-Sa’idi rodhiallohu ‘anhu dia berkata: Seorang laki-laki datang kepada Nabi sholallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata, “Wahai Rasulullah, tunjukkan aku suatu amal, jika aku lakukan akau akan dicintai Alloh dan dicintai oleh manusia. “Rasulullah sholallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Zuhudlah terhadap dunia, niscaya dicintai Alloh dan zuhud lah terhadap apa yang dimiliki orang lain, niscaya mereka akan mencintaimu” (Hadits hasan diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan imam yang lainnya dengan sanad yang shahih)<br />Cinta Alloh dapat diraih dengan menunaikan hak-hakNya dan demikian juga cinta manusia dapat diraih dengan menunaikan hak-haknya dan memperlakukan mereka secara adil dan baik. Mendapat cinta Alloh adalah tujuan utama seorang hamba dalam hidupnya, maka wajib bagi seorang hamba untuk mengetahui hal-hal yang mendatangkan kecintaan Alloh. Yg salah satu,y adalah Zuhud<br />Zuhud adalah meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat untuk akhirat. Maka zuhud terhadap dunia maksudnya apabila berbuat bukan demi mendapatkan nilai duniawi tetapi semata-mata lillah, maka sama saja baginya mendapat pujian atau mendapat celaan manusia.<br />Zuhud terhadap milik manusia maksudnya tidak ada dalam hatinya keinginan dan perhatian terhadap sesuatu yang menjadi milik orang lain. Barang siapa yang bisa merealisasikan dalam dirinya zuhud dengan pengertian di atas maka dia akan meraih cinta Alloh dan cinta manusia. insya Allah..............Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00759938728347138333noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6634389456059336694.post-16830165152070747442009-12-12T05:32:00.000-08:002009-12-12T05:35:58.785-08:00"LAIN SYAKARTUM LA-ADZII DANNAKUM WALAIN KAFARTUM INNA AZABI LASYADIID"Dan (ingatlah), tatkala Tuhanmu mema`lumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti<br />Kami akan menambah (ni`mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni`mat-Ku), maka<br />sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".<br />Orang yang paling beruntung dalam hidup ini bukanlah yg memiliki harta banyak,<br />pangkat tinggi, gelar,kedudukan dan lainnya, melainkan yg terpenting adalah: 1. Orang yang diberi nikmat kemudian ia bersyukur. 2. Orang yang ketika diberi ujian Allah kemudian ia bersabar, karena kesyukuran dan kesabaran itulah yang membuat dirinya semakin dekat dengan Allah swt.<br />Oleh karena itulah jika kita berdoa kepada Allah meminta harta, ilmu dan pangkat, ini belum tentu akan membawa kebaikan bagi kita Bila tidak disertai dengan sikap bersyukur dan bersabar, mungkin sebaliknya itu akan menjadi fitnah. Tidak sedikit orang terkenal, tapi berakhir hidupnya dengan bunuh diri. Tidak sedikit orang yang berkedudukan tetapi terhina justru karena kedudukannya.<br />banyak orang yang menderita dengan keindahan rupanya. Orang yang berharta banyak tetapi<br />diliputi oleh rasa takut dan kekhawatir akan hartanya, sehingga bertambah kehinaannya karena ketamakannya.<br />Jadi kalau kita hendak berdoa kepada Allah, sertakanlah kita menjadi orang yang mengingati Nya dan banyak bersyukur di atas anugrah Nya. Karena boleh jadi nikmat itu berubah menjadi laknat atau azab bergantung pd sikap kita . Maka Rasulullah saw. Mengajarkan, hendaklah senantiasa berdoa :<br />"ALLAHUMMA AINNI A’LA DZIKRIKA WA SYUKRIKA WA HUSNI IBADATIKA".<br />Ya Allah jadikanlah kami hamba Mu yang sentiasa mengingati Mu dan Hamba mu yang sentiata<br />mensyukuri nikmat Mu, dan hamba Mu yang melakukan amal kebaikan karena Mu.<br />Akhi fillah,,,,,,.<br />Sering di antara kita lebih sibuk memikirkan nikmat yang belum ada dan belum sampai, padahal nikmat kita itu tidak akan tertukar, Allah menciptakan makhluk lengkap dengan rejekinya. kewajiban kita hanya usaha, ihktiar yg diiringi doa setelah itu Tawaktu alallah....biarlah allah yg ngaturnya.<br />“WA MAA MIN DAABBATIN FIL ARDY ILLA A’LALLAHI RIZQUHAA”<br />Dan bagi setiap makhluk yang melata di muka bumi, Allahlah yang menanggung rizkinya.<br />Yang harus selalu kita risaukan adalah justru kita tidak mensyukurinya. Setiap nikmat kalau<br />disyukuri akan mendatangkan nikmat yang lebih besar. Setiap nikmat kalau disyukuri akan<br />membuka pintu nikmat yang lainnya. ……………Oleh karena itu, kegigigihan kita sebagai ahli<br />syukur inilah yang sebetulnya harus kita miliki, kalau kita ingin menikmati hidup ini.<br />Ahli syukur, adalah seseorang yang hatinya tidak merasa memiliki dan dimiliki, kecuali menyadari semuanya milik Allah. Tidak ada nikmat sekecil apa pun kecuali dari Allah. Tidak ada istilah kebetulan, melainkan semua nikmat diatur oleh Allah swt. Sekali lagi Orang yang senantiasa bersyukur (ahli syukur) cirinya :<br />1. Sekecil apapun nikmat akan disyukurinya. Akibatnya akan merasakan kebahagiaannnya<br />sampai ke hal-hal yang kecil. Berbeda dengan yang tidak tahu bersyukur, dia letih dan susah<br />memikirkan nikmat yang belum ada. Akibatnya jangankan nikmat yang belum ada, yang sudah<br />ada saja tak ternikmati. Ingatlah Ahli syukur tidak pernah kehilangan kesempatan untuk<br />menikmati setiap nikmatnya, krn sikap syukurnya itu yang membuat ia nikmat.<br />2. Ahli syukur , Selalu memuji Allah dalam setiap kesempatan. Setiap kali ia mendapat pujian<br />tidak merasa itu miliknya. Semua yang membuatkan kita dipuji adalah karunia Allah. Oleh karena itulah tidak layak kita menjadi orang yang menikmati pujian, sehingga kita membohongi diri sendiri. Sebaik-baik orang yang bersyukur, yang selalu berbahagia adalah yang ketika dipuji<br />mengembalikan pujian itu kepada Allah swt. Dengan Ucapan “Al-Hamdulillah Rabbil A’lamin”<br />Segala puji hanyalah bagi Allah, hanyalah milik Allah, tuhan sekalian alam.<br />3. Ahli Syukur, Selalu berterima kasih kepada orang yang menjadi jalan nikmat bagi dirinya.<br />Semua nikmat ada jalur-jalurnya. Mungkin nikmat kita melalui seseorang. Orang yang tahu<br />bersyukur itu senang sekali untuk merenungi dan mengingati kebaikan orang lain dan<br />membalasnya. Dan orang-orang yang bersyukur inilah yang akan menikmati kehidupan yang<br />penuh dengan nikmat.<br />4. Ahli Sykur, akan memanfaatkan nikmat yang ada untuk mendekatkan diri kepada Allah. Lisan mengucapkan Al-Handulilah kepada Allah dan terima kasih kepada sesama manusia. dahi<br />dipakai banyak bersujud. Mata dipakai melihat kebenaran ilmu dan Al Quran. Lidah dipakai<br />banyak menyebut nama Allah, berdoa, menasehati kebaikan dan kebenaran, dan harta kekayaan dinafkahkan di jalan Allah.<br />Ingtalah bahwa Ilmu, kekayaan dan kesempatan adalah nikmat.<br />Allah menjanjikan setiap nikmat yang disyukuri akan mengundang nikmat yang lainnya. Tidak<br />usah bingung terhadap nikmat yang belum ada, karena nikmat yang belum ada bukan urusan<br />kita, itu hak mutlak Allah. Urusan kita mensyukuri nikmat yang ada.<br />Akhi fillah.......<br />Nikmatnya ahli syukur ialah akan bebas dari fikiran yang sia-sia, dari menyusahkan dirinya, bahkan akan dimudahkan oleh Allah untuk mendapatkan nikmat-nikmat yang belum terpikirkan olehnya.<br />Kita yakinkan dalam diri kita : kita banyak angan-angan dan keinginan yang kita harapkan, tetapi tidak semua yang diharapkan akan kita dapatkan, kewajiban kita adalah mensyukuri apa yang kita peroleh, maka jadilah manusia Ahli Syukur.<br />Amin Allahumma Aminn.........Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00759938728347138333noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6634389456059336694.post-14314550563399038322009-11-07T13:38:00.000-08:002009-11-07T13:39:30.409-08:00Syuhroh (Popularitas)Ketenaran (popularitas) memang mahal harganya. Betapa banyak orang yang rela mengorbankan banyak harta benda hanya karena untuk memperoleh ketenaran. Mereka selalu berusaha tampil beda agar bisa menarik perhatian umat dunia. Bahkan ada yang rela untuk melakukan hal-hal yang aneh dan yang diharamkan oleh Allah hanya untuk memperoleh popularitas (sebagaimana penulis pernah membaca pengakuan seorang wanita yang rela untuk berfoto setengah telanjang -bukan setengah lagi, tapi 90%, karena hanya tersisa beberapa utas benang atau secarik kain yang menutupi tubuhnya, “awas jangan dibayangkan!!”-, padalah dia hanya dibayar sangat rendah. Dia mengaku bahwasanya semua itu agar dia menjadi tenar. Na’udzu billahi min dzalik), yang toh setelah perjuangan dan pengorbanannya tersebut dia belum tentu tersohor. Kalaupun terkenal, toh belum tentu bertahan lama. Namun bagaimanapun popularitas merupakan sesuatu impian yang didambakan oleh banyak manusia<br />Sebagaimana yang kita saksikan sekarang ini. Hampir seluruh keanehan-keanehan yang dilakukan oleh manusia sesungguhnya dikarenakan cinta popularitas. Kita lihat ada orang yang mengecet rambutnya bewarna warni, ada yang kepalanya setengah gundul dan setengahnya rambutnya panjang hingga bahunya dan dicat hijau ada yang rambutnya cuma ditengah saja panjang adapun sisanya gundul padahal saat itu dia mungkin dia lagi umroh, ada yang dipotong seperti warna macan tutul (botak gundul, botak gundul), ada yang tengahnya gundul dan kanan kiri kepalanya ada rambutnya, ada yang seluruh kepalanya gundul namun tersisia satu pelintiran yang panjang sekali, dan model-model yang lainnya yang banyak sekali dan aneh-aneh. Ini, padahal baru masalah rambut, belum masalah telinga, hiasan leher, apalagi model pakaian. Yang semua ini hanyalah dilakukan demi ketenaran. Demi Allah, seandainya salah mereka itu tinggal di hutan yang tidak ada manusianya sama sekali kecuali dia sendiri, dan dia hanya berteman binatang dan pepohonan, demi Allah dia tidak akan melakukan hal-hal aneh yang telah dia lakukan, karena tidak ada manusia yang memperhatikannya. Kalau dia tetap aneh juga maka dia akan terkenal diantara para hewan. Popularitas merupakan kenikmatan dunia yang mahal harganya.<br /><br />Penyakit cinta ketenaran ternyata tidak hanya menimpa orang awam saja yang tidak mengetahui perkara-perkara agama, namun juga menjangkiti para ahli ibadah dan para penuntut ilmu syar’i. Walaupun memang bentuknya berbeda, namun hakekatnya sama adalah cinta popularitas. Ahli ibadah juga pingin kesungguhannya dalam beribadah diketahui oleh para ahli ibadah yang lain, ahli ilmu pun ingin orang lain tahu bahwasanya dia adalah seorang yang pandai, sehingga akhirnya martabatnya tinggi dihadapan manusia. Penyakit inilah yang dalam kamus agama disebut penyakit riya’ (pingin dilihat orang) dan sum’ah (pingin didengar orang).<br /><br />Manusia begitu bersemangat untuk menutupi kejelekan-kejelekan mereka, mereka tutup sebisa mungkin, kejelekan sekecil apapun, dibungkus rapat jangan sampai ketahuan. Hal ini dikarenakan mereka menginginkan mendapatkan kehormatan dimata manusia. Dengan terungkapnya kejelekan yang ada pada mereka maka akan turun kedudukan mereka di mata manusia. Seandainya mereka juga menutupi kebaikan-kebaikan mereka, -sekecil apapun kebaikan itu, jangan sampai ada yang tahu, siapapun orangnya (saudaranya, sahabat karibnya, guru-gurunya, anak-anaknya, bahkan istrinya) tidak ada yang mengetahui kebaikannya- , tentunya mereka akan mencapai martabat mukhlisin (orang-orang yang ikhlas). Mereka berusaha sekuat mungkin agar yang hanya mengetahui kebaikan-kebaikan yang telah mereka lakukan hanyalah Allah. Karena mereka hanya mengharapkan kedudukan di sisi Allah. Berkata Abu Hazim Salamah bin Dinar “Sembunyikanlah kebaikan-kebaikanmu sebagaimana engkau menyembunyikan kejelekan-kejelekanmu.”<br />Dalam riwayat yang lain yang diriwayatkan oleh Al-Baihaqi beliau berkata, “Sembunyikanlah kebaikan-kebaikanmu sebagiamana engkau menyembunyikan keburukan-keburukanmu, dan janganlah engkau kagum dengan amalan-amalanmu, sesungguhnya engkau tidak tahu apakah engkau termasuk orang yang celaka (masuk neraka) atau orang yang bahagia (masuk surga)”.<br />Oleh karena itu banyak para imam salaf yang benci ketenaran. Mereka senang kalau nama mereka tidak disebut-sebut oleh manusia. Mereka senang kalau tidak ada yang mengenal mereka. Hal ini demi untuk menjaga keihlasan mereka, dan karena mereka kawatir hati mereka terfitnah tatkala mendengar pujian manusia.<br /><br />Berkata Imam Ahmad: “Aku ingin tinggal di jalan-jalan di sela-sela gunung-gunung yang ada di Mekah hingga aku tidak dikenal. Aku ditimpa musibah ketenaran”.<br /><br />Tidak seorangpun diantara kita yang meragukan akan kesungguhan para sahabat dalam beribadah. Namun walaupun demikian, mereka tidaklah ujub, atau memamerkan amalan mereka kapada manusia, jauh sekali dengan kita, sudah amalannya sedikit, namun diceritakan kemana-mana (Bahkan kalau bisa orang sedunia mengetahuinya). Ada yang berkata, ”Dakwah saya disana…, disini…”, ada juga yang berkata,”Yang menghadiri majelis saya jumlahnya sekian dan sekian…” (padahal kalau dihitung belum tentu sebanyak yang disebutkan, atau memang benar yang hadir majelisnya banyak tetapi tidak selalu. Terkadang yang hadir dalam sebagian majelisnya cuma sedikit, namun tidak dia ceritakan, atau yang hadir banyak tapi pada ngantuk semua, juga tidak dia ceritakan. Pokoknya dia ingin gambarkan pada manusia bahwa dia adalah da’i favorit), ada yang berkata, “Saya sudah baca kitab ini, kitab itu.. hal ini sebagaimana termuat dalam kitab ini atau kitab itu…”(padahal belum tentu satu kitabpun dia baca dari awal hingga akhir, atau bahkan belum tentu dia baca sama sekali secara langsung kitab itu. Namun dia ingin gambarkan pada manusia bahwa mutola’ahnya banyak, agar mereka tahu bahwa dia adalah orang yang berilmu dan gemar membaca). Yang mendorong ini semua adalah karena keinginan mendapat penghargaan dan penghormatan dari manusia.<br /><br />Wahai saudaraku, ketahuilah… sesungguhnya ikhlas adalah sesuatu yang sangat berat, penuh perjuangan untuk bisa meraihnya. Pintu-pintu yang bisa dimasuki syaitan untuk bisa merusak keikhlasan kita terlalu banyak. Tatkala kita sedang beramal maka syaitanpun berusaha untuk bisa menjadikan kita riya’, kalau tidak bisa menjadikan kita riya’ di permulaan amal, maka dia akan berusaha agar kita riya’ di pertengahan amal. Kalau tidak mampu lagi maka di akhir amalan kita.<br />Kalau seseorang telah selamat dari tipu daya syaitan hingga selesai amalnya, ingatlah…syaitan tidak putus asa. Dia mulai menggelitik hati orang tersebut dan merayu orang tersebut untuk menceritakan amalan solehnya pada manusia, dan syaitan menipunya dengan berkata, ”Ini bukanlah riya…, supaya kamu bisa dicontohi manusia…”. Akhirnya terjebaklah orang tersebut dan diapun mengungkapkan kebaikan-kebaikannya dihadapan orang, maka bisa jadi diapun menceritakan kabaikan-kebaikannya pada manusia karena riya’, maka ini merupakan kecelakaan baginya, atau kalau tidak maka minimal pahalanya berkurang.<br />Allah berfirman, yang artinya:<br />“Jika kalian menampakkan sedekah kalian maka itu adalah baik sekali. Dan jika kalian menyembunyikannya dan kalian berikan kepada orang-orang fakir maka menyembunyikanya itu lebih baik bagi kalian. Dan Allah akan menghapuskan dari kalian sebagian kesalahan-kesalahan kalian, dan Allah maha mengetahui apa yang kalian kerjakan” (QS. Al-Baqoroh: 271).<br />Wallahu a'lam bissawab.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00759938728347138333noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6634389456059336694.post-90347845902348153362009-09-30T03:27:00.000-07:002009-09-30T03:31:46.245-07:00Ikhtiar, Doa dan TawakkalDi dalam kehidupan ini, ada empat kemungkinan yang dapat kita jumpai di dalam urusan <br />berikhtiar, apapun bentuk ikhtiar yang kita dilakukan. Kemungkinan pertama, seringkali kita temui orang yang berusaha dan berhasil. Kemungkinan kedua, ada juga orang yang walaupun telah berusaha dengan sekuat tenaga, tetapi kemudian tujuannya tidak tercapai. Yang ketiga, walau pun agak jarang tetapi ada juga orang yang sebenarnya tidak berusaha, atau usaha yang dilakukannya itu minimal, tetapi juga berhasil. Yang terakhir, lebih sering kita jumpai orang yang <br />tidak berusaha, dan tidak berhasil. Jadi, ada orang yang berusaha lalu berhasil; ada yang berusaha tetapi tidak berhasil; tidak berusaha tapi berhasil dan terakhir, tidak berusaha tidak berhasil. <br /><br />Keempat fakta ini menunjukkan kepada kita, bahwa kita tidak bisa dengan pasti mengetok palu, memastikan bahwa keberhasilan yang kita akan peroleh berbanding sejajar dengan usaha yang kita lakukan. Kalau hal ini kita yakini, maka kita cenderung tidak akan mau menerima yg namanya kegagalan. Yang harus kita yakini adalah kita berkewajiban berusaha, berusaha dengan segenap kemampuan kita untuk mencapai suatu tujuan diiringi dengan doa. Kemudian setelah kita berusaha dengan maksimal, hasilnya kita serahkan kepada kehendak Ilahi. <br />Konsep yang harus kita tanamkan di dalam berusaha adalah <strong>la haula wa la quwwata illa billah,</strong> tiada daya dan kekuatan selain daya dan kekuatan milik Allah. Setelah berikhtiar dan berdoa, kita serahkan kepada Allah, bukan menyombongkan jerih-payah dan upaya yang telah kita lakukan. Maka kalau konsep ini sudah tertanam di dalam jiwa kita, ketika berhasil kita tidak lantas bersorak lalu <br />mengepalkan tinju tinggi-tinggi sambil berteriak, yes! Tidak lupa diri, tetapi justru segera mengingat Allah mengucap syukur memuji karunia-Nya. Sebaliknya, ketika gagal kita tidak lantas menekuk muka, putus asa menganggap kegagalan sebagai akhir dari segalanya. Tetapi kita lantas segera muhasabah, introspeksi diri mencari penyebab kegagalan untuk perbaikan di masa datang, sambil mengingat bahwa semua cobaan datang dari Allah, dan di balik kesulitan terdapat kemudahan serta terkandung hikmah didalamnya. <br />Yakinlah, bahwa walau pun gagal, usaha yang telah kita lakukan akan dinilai sebagai suatu kebaikan di sisi Allah. Sebuah hadis menjelaskan kepada kita, dengan makna bahwa seandainya kita mempunyai pengetahuan yang sangat jelas bahwa esok akan datang hari kiamat, sedangkan di tangan kita terdapat sebutir biji kacang, kita dilarang untuk membuangnya. Tetapi kita disuruh untuk menanamnya walau pun kita tahu betul bahwa esok akan kiamat. Bukan hasil yang dilihat oleh Allah SWT, akan tetapi jerih payah kita menanam biji kacang itulah yang akan dicatat sebagai suatu kebaikan. <br /><br />Sekali lagi, mari kita tanamkan konsep la haula wa la quwwata illa billah di dalam setiap bentuk usaha kita agar ketika berhasil kita tidak lantas sombong, lupa daratan, dan tidak terpuruk ketika gagal. <br />Wallahu a’lam bishowab.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00759938728347138333noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6634389456059336694.post-47585683361731862992009-09-05T19:33:00.000-07:002009-09-05T19:53:46.829-07:00GUNDAH BERAKHIR SYUKUR"Saya akan sedikit bercerita tentang seorang Ayah. Plus dengan gundahnya. Tujuh belas tahun yang lalu,usianya masih empat puluh tujuh tahun, dan ia masih berstatus pegawai negeri. Ia bukan atasan, tapi juga bukan bawahan. Punya atasan, pun ada pegawai yang posisinya berada di bawahnya. Di usia itulah, ia terus menerus merasa gundah. Gundah akan segala bentuk ‘permainan’ yang dilakukan atasannya, gundah akan keresahan yang dialami pegawa-pegawai di bawahnya, dan teramat gundah akan masa depannya yang tak kunjung berubah.<br /><br />Di usianya yang hampir memasuki masa pensiun, ia masih tinggal di rumah kontrakan dua<br />kamar yang belum layak disebut rumah. Tak punya kendaraan bermotor, tak punya handphone andai saja seorang anaknya tak menghadiahinya suatu kali saat ia berulang tahun. Ia masih selalu turun naik angkot menuju kantornya, berangkat pagi kembali menjelang malam. Di saat yang sama, rekan-rekan seprofesi dan setingkatnya sesama pegawai negeri sipil, sudah punya rumah mewah yang berdiri di atas tanah seluas seribu meter.<br /><br />Lain halnya dengan temen2 sekerjanya, Sebuah mobil Toyota keluaran terbaru sering mejeng di rumahnya, itu belum termasuk dua sepeda motor yang dipakai anaknya ke sekolah. Satu lagi yang tak kalah hebatnya, beberapa temannya pun sampai ada yang dua-tiga kali berangkat haji. “Mungkin dia habis dapat warisan,” baik sangkanya.<br />Seorang kenalannya, yang ia sebut-sebut tingkatan kepegawaiannya satu level di bawahnya, bahkan sudah bertahun-tahun memiliki rumah besar, lengkap dengan perabot mewah dan kendaraan bermotor.<br />Melihat ‘kesuksesan’ teman-temannya, ia semakin gundah. Usianya bertambah satu tahun, bertambah pula kegundahannya. Akankah ia mewarisi kemiskinan kepada anak-anaknya kelak? Bukan tak ada kesempatan baginya untuk meraih ‘kesuksesan’ layaknya teman-teman seprofesinya. Bukan tak mungkin ia pun, bahkan, bisa memiliki rumah lebih mewah, kendaraan lebih mahal dari teman-temannya.<br />“Kesempatan itu terus terjadi di depan mata,” ujarnya. Setiap waktu ia harus berhadapan dengan perintah atasannya untuk me-mark-up anggaran. Setiap saat itulah ia terus merasa gundah, karena sang boss pun berujar enteng, “ambil sebagian buat kamu,” Dan godaan itu tak satu dua kali saja. Ia bersikeras untuk tidak melakukan perintah atasannya, tapi ia juga tak tega melihat jeritan anak buahnya yang berharap ia mau menuruti perintah sang boss. Maklum, kalau anggaran di-mark-up, semua dapat jatah, bahkan sampai ke bawah.<br />Usia terus bertambah, memasuki angka lima puluh. Gundahnya semakin menjadi. Seorang<br />pegawai negeri, bukan atasan, juga bukan bawahan, masih tinggal di rumah kontrakan selama bertahuntahun.<br />Tak terbeli kendaraan, meski sekadar roda dua. Saya pernah sering mendapatinya mengenakan<br />pakaian yang itu-itu saja selama beberapa hari. kadang ia terlambat ke kantor menunggu tangan lihai sang isteri menjahit celana panjangnya yang sedikit koyak. Pernah juga saya dengar, ia meminta sang isteri meminjam sejumlah uang ke tetangga agar bisa berangkat ke kantor. Pantang baginya untuk terlambat, apalagi absen dengan alasan yang yang tidak jelas.<br />Satu, dua tahun berikutnya. Gundahnya menghilang seketika menjelang memasuki masa<br />pensiun. Ia justru bersyukur tak terlibat praktik dan ‘permainan’ yang selama bertahun-tahun<br />berlangsung di depan matanya. Ia memang melihat semua itu, namun ia hanya mampu menutup mata agar tak tergoda barang sedikit pun mencicipinya. Hingga kini, saat ia menghabiskan sisa-sisa hidupnya di rumah kontrakannya yang selama puluhan tahun ia tempati, ia boleh berbangga tak menyentuh uang yang bukan haknya. “Saya masih senang ikut pengajian, akan ditaruh di mana wajah ini seandainya saya ambil ‘kesempatan’ itu dahulu, saat seorang ustadz bicara soal haramnya korupsi. Pasti akan panas telinga saya mendengar ayat-ayat yang dilafazkan ustadz tentang harta yang bersih. Akankah sanggup<br />saya tersenyum dengan harta-harta yang orang lain tahu, bahwa tak mungkin pegawai seperti saya mampu memilikinya jika tidak dengan cara yang tidak halal?” Bibirnya bergetar mengucapkan kalimat ini.<br />Kegundahan yang puluhan tahun ia jaga dan tetap terjaga sebagai gundah yang lebih sering<br />terselesaikan dengan airmata di atas sajadah setiap malamnya itu, kini membuahkan ketenangan hidup.<br />Ia tetap bersyukur, meski hingga hari ini masih tinggal di rumah kontrakannya. Ia merasa tenang, “Bahkan mati nanti pun saya tak cemas, karena tidak banyak harta yang harus saya<br />pertanggungjawabkan di hadapan Allah”.<br /><br />Muda2an kisah ini dapat menjadi contoh dan tauladan buat kita semua dalam menjalani aktifitas dan tugas dimanapun kita berada,,,,,, Amiiiinnnnn ya robbal aalamiinnn!!!!!Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00759938728347138333noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-6634389456059336694.post-80370394638022030442009-09-05T06:04:00.000-07:002009-09-05T06:11:47.964-07:00RIYA',,,,,,,,MEMBINASAKAN IBADAHPada suatu waktu sahur, seorang abid membaca Al-Quran, surah "Thoha", di biliknya yang berdekatan dengan jalanraya. Selesai membaca, dia berasa amat mengantuk, lalu tertidur. Dalam tidurnya itu dia bermimpi melihat seorang lelaki turun dari langit membawa naskah Al-Quran. <br />Lelaki itu datang menemuinya dan segera membuka kitab suci itu di depannya. dibukakanya surah "Thoha" . Si abid melihat setiap kalimah <br />surah itu dicatatkan sepuluh kebajikan sebagai pahala bacaannya kecuali satu kalimah saja yang catatannya dihapuskan. <br />Lalu katanya, "Demi Allah, sesungguhnya telahku baca seluruh surah ini tanpa meninggalkan satu kalimah pun". "Tetapi kenapakah catatan pahala untuk kalimah ini dihapuskan?" Lelaki itu berkata. <br />"Benarlah seperti katamu itu. Engkau memang tidak meninggalkan kalimah itu dalam bacaanmu tadi. Malah, untuk kalimah itu telah kami catatkan pahalanya, tetapi tiba-tiba kami terdengar suara yang menyeru dari arah 'Arasy : 'hapuskan catatan itu dan gugurkan pahala untuk kalimah itu'. <br />Maka sebab itulah kami segera menghapuskannya". <br />Si abid menangis dalam mimpinya itu dan berkata, "Kenapakah tindakan itu dilakukan?". <br />"lelaki tersebut berkata. Ketika membaca surah itu tadi, seorang hamba Allah melewati jalan di depan rumah mu. Engkau mengetahui hal itu, lalu engkau meninggikan suara bacaanmu supaya didengar oleh hamba Allah itu. <br />Kalimah yang tiada catatan pahala itulah yang telah engkau baca dengan suara tinggi itu". <br />Si abid terjaga dari tidurnya. "Astaghfirullaahal-'Azhim! Sungguh licin virus riya' menyusup masuk ke dalam kalbu ku dan sungguh besar kecelakaannya. Dalam sekejap mata saja ibadahku dimusnahkannya. <br />Benarlah kata alim ulama', serangan penyakit riya' membinasakan amal ibadahAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/00759938728347138333noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6634389456059336694.post-30528789276973322882009-09-05T05:26:00.000-07:002009-09-05T19:54:05.701-07:00MENGENAL BID'AH<p>Bid`ah amaliyah adalah penetapan satu ibadah dalam agama ini padahal ibadah tersebut tidak disyariatkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Dan perlu diketahui bahwasanya setiap ibadah yang tidak diperintahkan oleh Penetap syariat (yakni Allah ta`ala) baik perintah itu wajib ataupun mustahab(sunnah) maka itu adalah bid`ah amaliyah dan masuk dalam sabda nabi shallallahu alaihi wasallam :<br />"Siapa yang mengamalkan suatu amalan yang tidak di atas perintah kami maka amalannya itu tertolak".<br />Karena itulah termasuk kaidah yang dipegangi oleh para imam termasuk Imam Ahmad rahimahullah dan selain beliau menyatakan : "Ibadah itu pada asalnya terlarang (tidak boleh dikerjakan)" Yakni tidak boleh menetapkan/mensyariatkan satu ibadah kecuali apa yang disyariatkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Dan mereka menyatakan pula : "Muamalah dan adat (kebiasaan) itu pada asalnya dibolehkan<br />(tidak dilarang)" Oleh karena itu tidak boleh mengharamkan sesuatu dari muamalah dan adat tersebut kecuali apa yang Allah ta`ala dan rasul-Nya haramkan.<br />Sehingga termasuk dari kebodohan bila mengklaim sebagian adat yang bukan ibadah sebagai bid`ah yang tidak boleh dikerjakan, padahal<br />perkaranya sebaliknya (yakni adat bisa dilakukan) maka yang menghukumi adat itu dengan larangan dan pengharaman dia adalah ahlu bid`ah (mubtadi). Dengan demikian, tidak boleh mengharamkan satu adat kecuali apa yang diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya.<br />Dan adat itu sendiri terbagi tiga :<br /></p><ol><li> yang membantu mewujudkan perkara kebaikan dan ketaatan maka adat seperti ini termasuk amalan qurbah (yang mendekatkan diri kepada Allah). </li><li> yang membantu/mengantarkan kepada perbuatan dosa dan permusuhan maka adat<br />seperti ini termasuk perkara yang diharamkan.<br /></li><li> adat yang tidak masuk dalam bagian pertama dan kedua (yakni tidak masuk dalam amalan qurbah dan tidak pula masuk dalam perkara yang diharamkan) maka adat seperti ini mubah (boleh dikerjakan). Wallahu a`lam.*****<br /></li></ol><p>(Al Fatawa As Sa`diyah, hal. 63-64 sebagaimana dinukil dalam Fatawa Al Mar'ah Al<br />Muslimah)</p>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00759938728347138333noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6634389456059336694.post-576430519661363322009-09-05T04:59:00.000-07:002009-09-05T05:04:36.691-07:00RASULULLAH S.A.W. DAN PENGEMIS YAHUDI BUTADi sudut pasar Madinah Al-Munawarah seorang pengemis Yahudi buta yang hari demi hari apabila ada orang yang mendekatinya, dia selalu berkata "Wahai saudaraku jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya kalian akan dipengaruhinya".<br />Setiap pagi Rasulullah SAW mendatanginya dengan membawa makanan, dan tanpa berkata sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapi makanan yang dibawanya kepada pengemis itu walaupun pengemis itu selalu berpesan agar tidak mendekati orang yang bernama Muhammad. Rasulullah SAW melakukannya hingga baginda wafat. Setelah kewafatan Rasulullah tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu.<br />Suatu hari Abu Bakar r.a berkunjung ke rumah anaknya Aisyah r.ha. Beliau bertanya kepada anaknya, "Anakku adakah sunnah kekasihku Rasulullah yang belum aku kerjakan", Aisyah r.ha menjawab pertanyaan ayahnya, "Wahai ayah engkau adalah seorang ahli sunnah hampir tidak ada satu sunnah pun yang belum ayah lakukan kecuali satu sunnah saja". "Apakah Itu?", tanya Abu Bakar r.a. Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang berada di sana", kata Aisyah r.ha.<br />Keesokan harinya Abu Bakar r.a. pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk<br />diberikannya kepada pengemis itu. Abu Bakar r.a mendatangi pengemis itu dan memberikan makanan itu kepadanya. Ketika Abu Bakar r.a. mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil berteriak, "Siapakah kamu?". Abu Bakar r.a menjawab, "Aku orang yang biasa". "Bukan! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku", jawab si pengemis buta itu. Apabila dia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan itu", pengemis itu melanjutkan perkataannya. Abubakar r.a. tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, aku memang bukan orang yang biasa datang pada mu, aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW. Setelah pengemis itu mendengar cerita Abu Bakar r.a. dia pun menangis dan kemudian berkata, benarkah demikian?<br />Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, dia tidak pernah memarahiku sedikitpun, dia tetap mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, dia begitu mulia. Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya melafazkan syahadah di hadapan Abu Bakar r.a.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00759938728347138333noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6634389456059336694.post-28543173951272834292009-08-26T06:56:00.000-07:002009-08-26T07:00:21.642-07:00Sinyal SMS sepanjang jalan.Dalam menapaki jalan kehidupan manusia dibekali dengan petunjuk jalan dan<br />denah menuju kehadiratNya. Kitab suci terakhir, Al Qur’anul Karim diturunkan dari<br />langit sebagai pembeda yang hak dengan yang batil, sebagai cahaya yang menerangi<br />jalan kebenaran dan sebagai konfirmasi rahmatan lil alamiin. Disamping itu ummat<br />Islam diberi banyak contoh dan teladan dan petunjuk pelaksanaan ajaran yang terdapat<br />dalam Al Hadith. Bahkan dianjurkan untuk membaca fenomena dan peristiwa di bumi<br />dan alam raya, yang terjadi pada masa lalu dan sekarang, untuk ditarik hikmah dari<br />kejadian agar manusia sadar atas kekeliruan yang pernah dibuat oleh pendahulunya serta<br />teladan dari kebaikan dan manfaat kebajikan yang dipertunjukkan oleh manusia dan alam<br />sekelilingnya. Karena kasih sayangNya kepada mahluk manusia, di sepanjang jalan yang<br />ditempuh, Allah swt. senantiasa mengirim sinyal SMS (‘short messages from sky’)<br />kedalam hati nurani hambanya agar tidak sesat jalan dan tidak keliru memilih dalam<br />mengambil keputusan untuk melangkah ke depan. Sinyal ini meskipun akan banyak<br />menolong manusia dalam memilih alternatif jalan tatkal sampai di persimpangan, tidak<br />sedikit yang mengabaikannya apalagi berusaha mencoba mengartikan makna pesan<br />yang terdapat didalamnya, sesuai bunyi surat Al A’raaf ayat 179: “Dan sesungguhnya<br />Kami jadikan untuk isi neraka jahanam kebanyakan dari jin dan manusia. Mereka<br />mempunyai hati, (tetapi) tidak (dipergunakan) untuk memahami ayat-ayat Allah ……”<br />Dan surat Asy Syamsi ayat 8 dan 9 berbunyi: “Sesungguhnya beruntunglah orang yang<br />mensucikan (jiwa)nya “ - “Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotori<br />(jiwa)nya”.<br />Ajaran Islam menghendaki pemahaman dan penghayatan yang kaffah,<br />menyeluruh, tidak parsial, tidak dipilih-pilih mana yang disukai sesuai keinginan hati,<br />sehingga tuntunan do’a pun meliputi keseluruhan aspek kehidupan yang komprihensip<br />dunia-akhirat. Permohonan do’a yang diajarkan Nabi Muhammad saw. berikut ini, sesuai<br />dengan berbagai kondisi, waktu dan kebutuhan serta mampu menghidupkan cahaya hati<br />nurani:<br />“Allahumma inna nas’aluka salamatan fid diini” – Ya Allah sesungguhnya kami mohon<br />kepadaMu keselamatan Agama (Islam) – “Wa ‘afiyatan fil jasadi” – Dan kesehatan<br />jasmani – “Wa ziyaadatan fil ‘ilmi” – Dan tambahan ilmu – “Wa barakatan fir rizqi” –<br />Dan rizki yang barokah – “Wa taubatan qablal mauti” – Dan taubat sebelum mati – “Wa<br />rahmatan ‘indal mauti” – Dan rahmat ketika mati – “Wa maghfiratan ba’dal mauti” –<br />Dan ampunan sesudah mati – “Allahumma hawwin ‘alainaa fii sakaraatil mauti” – Ya<br />Allah mudahkanlah kami pada saat sakaratul maut – “Wannajaata minan naari” – Dan<br />lepaskanlah kami dari api neraka – “Wal ‘afwa ‘indal hisaab” – Dan mendapat maaf<br />ketika dihisab – “Allahumma a’inni ‘alaa dzikrika wa husni ‘ibaadatika” – Ya Allah<br />tolonglah daku dalam berdzikir dan memperbaiki ibadah – “Allahummaj’al khaira<br />‘umurii akhirahu” – Ya Allah, jadikanlah sebaik-baik umurku di akhirnya – “Wa khaira<br />‘amalii khawaatimahu” - Dan sebaik-baik amal di selesainya – “Wa khaira ayyaamii<br />yauma alqaaka” – Dan sebai-baik hariku dihari perjumpaan denganMu – “Allahumma<br />inni a’udzubika minal kufri walfaqri wa’adzaabil qabri” – Ya Allah, sesungguhnya aku<br />berlindung padaMu dari kekafiran, dan kefakiran dan adzab kubur – “Allahumma inni<br />a’udzubika minal jubni walbukhli” – Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepadaMu<br />dari kesusahan dan kedukaan – “Wa audzubika minal ‘ajzi walkasali” – Dan aku<br />berlindung kepadaMu dari lemah kemauan dan rasa malas – “Wa audzubika min<br />ghalabatid daini wa qahrir rijaali” – Dan aku berlindung kepadaMu dari sifat pengecut,<br />kikir, banyak hutang dan ikatan (kedzaliman) manusia. Amien yaa Allah yaa Rabbal<br />‘alamiin.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00759938728347138333noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6634389456059336694.post-83125108918375882302009-08-23T05:33:00.000-07:002009-08-23T06:01:11.301-07:00Jangan Meletakkan Bola Dunia di Atas Kepala!Beberapa banyak orang merasa bahwa diri mereka terlibat dalam perang dunia,<br />padahal mereka sedang berada di atas tempat tidur. Tatkala perang itu usai,<br />yang mereka peroleh adalah luka di pencernaan mereka, tekanan darah<br />tinggi dan penyakit2 utama. Mereka selalu merasa terlibat dengan semua<br />peristiwa. Mereka marah dengan naiknya harga-harga, gusar karena hujan<br />tak kunjung segera turun, dan kalang kabut tak karuan karena turunnya nilai mata<br />uang. Mereka selalu berada dalam kegelisahan dan kesedihan yang tak<br />berkesudahan.<br />{Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka.}<br />(QS. Al-Munafiqun: 4)<br />Renungkan sebuah nasehat : <em><strong>jangan meletakkan bola dunia di atas kepala</strong></em>.<br />Biarkan semua peristiwa itu terjadi, dan jangan disimpan di dalam<br />usus. Orang yang memiliki hati seperti bunga karang akan menyerap semua<br />isu dan kasak-kusuk, termakan oleh masalah-masalah kecil, dan mudah<br />terguncang karena peristiwa-peristiwa yang terjadi. Hati seperti ini sangat<br />potensial menjadi awal kehancuran.<br />Mereka yang berpegang pada prinsip yang benar akan senantiasa<br />bertambah keimanannya dengan nasehat-nasehat dan 'Ibrah. Sedangkan<br />mereka yang berpegang pada prinsip yang lemah akan semakin takut terhadap<br />keguncangan. Di hadapan segala bencana dan musibah, hal yang paling<br />berguna adalah hati yang berani. Seorang pemberani memiliki sikap yang<br />teguh dan emosi yang terkendali, keyakinan yang menancap tajam, syaraf<br />yang dingin dan hati yang lapang. Sedangkan seorang pengecut justru akan<br />membunuh dirinya sendiri berulang kali, setiap hari, dengan pedang<br />khayalan, ramalan, kabar yang tak jelas, dan kasak-kusuk. Jika Anda<br />menginginkan sebuah kehidupan yang berlandasan kuat, maka hadapilah<br />semua permasalahan dengan keberanian dan ketabahan. Jangan terlalu<br />mudah digoyang oleh mereka yang tidak memiliki keyakinan. Jangan merasa<br />terjepit oleh semua tipu daya mereka. Jadilah orang yang lebih kuat dari<br />peristiwa itu sendiri, lebih kencang dari angin puyuh, dan lebih kuat dari<br />angin topan. Sungguh kasihan mereka yang memiliki hati yang lemah, betapa<br />hari-hari selalu mengguncang dirinya.<br />{Dan, sungguh kamu akan mendapati mereka, manusia yang paling loba kepada<br />kehidupan (di dunia).}<br />(QS. Al-Baqarah: 96)<br />Sedangkan orang-orang yang memiliki hati yang kuat akan senantiasa<br />mendapatkan pertolongan dari Allah dan senantiasa yakin dengan janji-<br />Nya.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00759938728347138333noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6634389456059336694.post-80828382920242423122009-08-23T00:21:00.000-07:002009-08-23T00:28:25.393-07:00"Dengan mengingat Allah, hati menjadi tenang."Kejujuran itu kekasih Allah. Keterusterangan merupakan sabun pencuci<br />hati. Pengalaman itu bukti. Dan seorang pemandu jalan tak akan<br />membohongi rombongannya. Tidak ada satu pekerjaan yang lebih melegakan<br />hati dan lebih agung pahalanya, selain berdzikir kepada Allah.<br />{Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu.}<br />(QS. Al-Baqarah: 152)<br />Berdzikir kepada Allah adalah surga Allah di bumi-Nya. Maka, siapa<br />yang tak pernah memasukinya, ia tidak akan dapat memasuki surga-Nya di<br />akhirat kelak. Berdzikir kepada Allah merupakan penyelamat jiwa dari<br />pelbagai kerisauan, kegundahan, kekesalan dan goncangan. Dan dzikir<br />merupakan jalan pintas paling mudah untuk meraih kernenangan dan<br />kebahagian hakiki. Untuk melihat faedah dan manfaat dzikir, coba perhatikan<br />kembali beberapa pesan wahyu Ilahi. Dan cobalah mengamalkannya pada<br />hari-hari Anda, niscaya Anda akan mendapatkan kesembuhan.<br />Dengan berdzikir kepada Allah, awan ketakutan, kegalauan,<br />kecemasan dan kesedihan akan sirna. Bahkan, dengan berdzikir kepada-<br />Nya segunung tumpukan beban kehidupan dan permasalahan hidup akan<br />runtuh dengan sendirinya.<br />Tidak mengherankan bila orang-orang yang selalu mengingat Allah<br />senantiasa bahagia dan tenteram hidupnya. Itulah yang memang seharusnya<br />terjadi. Adapun yang sangat mengherankan adalah bagaimana orang-orang<br />yang lalai dari berdzikir kepada Allah itu justru menyembah berhala berhala<br />dunia. Padahal,<br />[(Berhala-berhala) itu mati tidak hidup dan berhala-berhala itu tidak mengetahui<br />bilakah penyembah-penyembahnya akan dibangkitkan.]<br />(QS. An-Nahl: 21)<br />Wahai orang yang mengeluh karena sulit tidur, yang menangis karena<br />sakit, yang bersedih karena sebuah tragedi, dan yang berduka karena suatu<br />musibah, sebutlah nama-Nya yang kudus! Betapapun,<br />{Apakah kamu mengetahui ada seorang yang sama dengan Dia (yang patut<br />disembah)?}<br />(QS. Maryam: 65)<br />Semakin banyak Anda mengingat Allah, pikiran Anda akan semakin<br />terbuka, hati Anda semakin tenteram, jiwa Anda semakin bahagia, dan<br />nurani Anda semakin damai sentausa. Itu, karena dalam mengingat Allah<br />terkandung nilai-nilai ketawakalan kepada-Nya, keyakinan penuh kepada-<br />Nya, ketergantungan diri hanya kepada-Nya, kepasrahan kepada-Nya,<br />berbaik sangka kepada-Nya, dan pengharapan kebahagiaan dari-Nya. Dia<br />senantiasa dekat ketika si hamba berdoa kepada-Nya, senantiasa mendengar<br />ketika diminta, dan senantiasa mengabulkan jika dimohon. Rendahkan dan<br />tundukkan diri Anda ke hadapan-Nya, lalu sebutlah secara berulang'-ulang<br />nama-Nya yang indah dan penuh berkah itu dengan lidah Anda sebagai<br />pengejawantahan dari ketauhidan, pujian, doa, permohonan dan permintaan<br />ampunan Anda kepada-Nya.<br />Dengan begitu, niscaya Anda — berkat kekuatan dan pertolongan<br />dari-Nya — akan mendapatkan kebahagiaan, ketenteraman, ketenangan,<br />cahaya penerang dan kegembiraan. Dan,<br />{Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia, dan pahala yang<br />baik di akhirat.}Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00759938728347138333noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6634389456059336694.post-21306902442771596412009-08-22T23:53:00.000-07:002009-08-22T23:58:43.949-07:00HUKUM-HUKUM YANG BERKAITAN DENGAN PUASA RAMADHAN<br />1. Definisi :<br />Puasa ialah menahan diri dari makan, minum dan bersenggama mulai dari terbit fajar yang<br />kedua sampai terbenamnya matahari. Firman Allah Ta 'ala:<br />" …….dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu<br />fajar.Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam ... "(Al-Baqarah: 187),<br />2. Kapan dan bagaimana puasa Ramadhan diwajibkan ?<br />Puasa Ramadhan wajib dikerjakan setelah terlihatnya hilal, atau setelah bulan Sya'ban genap<br />30 hari. Puasa Ramadhan wajib dilakukan apabila hilal awal bulan Ramadhan disaksikan<br />seorang yang dipercaya, sedangkan awal bulan-bulan lainnya ditentukan dengan kesaksian<br />dua orang yang dipercaya.<br />3. Siapa yang wajib berpuasa Ramadhan ?<br />Puasa Ramadhan diwajibkan atas setiap muslim yang baligh (dewasa), aqil (berakal), dan<br />mampu untuk berpuasa.<br />4. Syarat wajibnya puasa Ramadhan ?<br />Adapun syarat-syarat wajibnya puasa Ramadhan ada empat, yaitu Islam, berakal, dewasa<br />dan mampu.<br />5. Kapan anak kecil diperintahkan puasa ?<br />Para ulama mengatakan Anak kecil disuruh berpuasa jika kuat, hal ini untuk melatihnya,<br />sebagaimana disuruh shalat pada umur 7 tahun dan dipukul pada umur 10 tahun agar terlatih<br />dan membiasakan diri.<br />6 Syarat sahnya puasa.<br />Syarat-syarat sahnya puasa ada enam :<br />a. Islam : tidak sah puasa orang kafir sebelum masuk Islam.<br />b. Akal : tidak sah puasa orang gila sampai kembali berakal.<br />c. Tamyiz : tidak sah puasa anak kecil sebelum dapat membedakan (yang balk dengan<br />yang buruk).<br />d. Tidak haid : tidak sah puasa wanita haid, sebelum berhenti haidnya.<br />e. Tidak nifas : tidak sah puasa wanita nifas, sebelum suci dari nifas.<br />f. Niat : dari malam hari untuk setiap hari dalam puasa wajib. Hal ini didasarkan pada<br />sabda Nabi : "Barangsiapa yang tidak berniat puasa pada malam hari sebelum<br />fajar, maka tidak sah puasanya. " (HR.Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, An-Nasa'i<br />dan At-Tirmidzi. Ia adalah hadits mauquf menurut At-Tirmidzi.<br />Dan hadits ini menunjukkan tidak sahnya puasa kecuali diiringi dengan niat sejak malam hari,<br />yaitu dengan meniatkan puasa di salah satu bagian malam.<br />7. SunahPuasa.<br />Sunah puasa ada enam :<br />a. Mengakhirkan sahur sampai akhir waktu malam, selama tidak dikhawatirkan terbit<br />fajar.<br />b. Segera berbuka puasa bila benar-benar matahari terbenam.<br />c. Memperbanyak amal kebaikan, terutama menjaga shalat lima waktu pada waktunya<br />dengan berjamaah, menunaikan zakat harta benda kepada orang-orang yang<br />berhak, memperbanyak shalat sunat, sedekah, membaca Al-Qur'an dan amal<br />kebajikan lainnya.<br />d. Jika dicaci maki, supaya mengatakan: "Saya berpuasa," dan jangan membalas<br />mengejek orang yang mengejeknya, memaki orang yang memakinya, membalas<br />kejahatan orang yang berbuat jahat kepadanya; tetapi membalas itu semua dengan<br />kebaikan agar mendapatkan pahala dan terhindar dari dosa.<br />e. Berdo'a ketika berbuka sesuai dengan yang diinginkan. Seperti membaca do'a :<br />"Ya Allah hanya untuk-Mu aku beupuasa, dengan rizki anugerah-Mu aku berbuka.<br />Mahasuci Engkau dan segala puji bagi-Mu. Ya Allah, terimalah amalku,<br />sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui "<br />f. Berbuka dengan kurma segar, jika tidak punya maka dengan kurma kering, dan jika<br />tidak punya cukup dengan air.<br />8. Hukum orang yang tidak berpuasa Ramadhan :<br />Diperbolehkan tidak puasa pada bulan Ramadhan bagi empat golongan :<br />a. Orang sakit yang berbahaya baginya jika berpuasa dan orang bepergian yang boleh<br />baginya mengqashar shalat. Tidak puasa bagi mereka berdua adalah afdhal, tapi<br />wajib menggadhanya. Namun jika mereka berpuasa maka puasa mereka sah<br />(mendapat pahala). Firman Allah Ta'ala:<br />" …..Maka barangsiapa di antaua kama ada yang sakit atau dalam perjalanan lalu ia<br />berbuka), maka wajiblah banginya bevpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu<br />pada hari-hari yang lain... " (Al-Baqarah:184).<br />Maksudnya, jika orang sakit dan orang yang bepergian tidak berpuasa maka wajib<br />mengqadha (menggantinya) sejumlah hari yang ditinggalkan itu pada hari lain setelah<br />bulan Ramadhan.<br />b. Wanita haid dan wanita nifas: mereka tidak berpuasa dan wajib mengqadha. Jika<br />berpuasa tidak sah puasanya. Aisyah radhiallahu 'anha berkata :<br />"Jika kami mengalami haid, maka diperintahkan untuk mengqadha puasa dan tidak<br />diperintahkan menggadha shalat. " (Hadits Muttafaq 'Alaih).<br />c. Wanita hamil dan wanita menyusui, jika khawatir atas kesehatan anaknya boleh bagi<br />mereka tidak berpuasa dan harus meng-qadha serta memberi makan seorang miskin<br />untuk setiap hari yang ditinggalkan. Jika mereka berpuasa maka sah puasanya.<br />Adapun jika khawatir atas kesehatan diri mereka sendiri, maka mereka boleh tidak<br />puasa dan harus meng-gadha saja. Demikian dikatakan Ibnu Abbas sebagaimana<br />diriwayatkan o!eh Abu Dawud. '7, Lihat kitab Ar Raudhul Murbi', 1/124.<br />d. Orang yang tidak kuat berpuasa karena tua atau sakit yang tidak ada harapan<br />sembuh. Boleh baginya tidak berpuasa dan memberi makan seorang miskin untuk<br />setiap hari yang ditinggalkannya. Demikian kata Ibnu Abbas menurut riwayat Al-<br />Bukhari. Lihat kitab Tafsir Ibnu Kalsir, 1/215.<br />Sedangkan jumlah makanan yang diberikan yaitu satu mud (genggam tangan)<br />gandum, atau satu sha' (+ 3 kg) dari bahan makanan lainnya. Lihat kitab 'Lrmdatul<br />Fiqh, oleh Ibnu Qudamah, him. 28.<br />9. Hukum jima'pada siang hari bulan Ramadhan.<br />Diharamkan melakukanjima' (bersenggama) pada siang hari bulan Ramadhan. Dan<br />siapa yang melanggarnya harus meng-gadha dan membayar kaffarah mughallazhah<br />(denda berat) yaitu membebaskan hamba sahaya. Jika tidak mendapatkan, maka<br />berpuasa selama dua bulan berturut-turut; jika tidak mampu maka memberi makan<br />60 orang miskin; dan jika tidak punya maka bebaslah ia dari kafarah itu. Firman Allah<br />Ta'ala.<br />"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya..."<br />(Al-Baqarah: 285). Lihat kitab Majalisu Syahri Ramadhan, him. 102 - 108.<br />10. Hal-hal yang membatalkan puasa.<br />a. Makan dan minum dengan sengaja. Jika dilakukan karena lupa maka tidak batal<br />puasanya.<br />b. Jima' (bersenggama).<br />c. Memasukkan makanan ke dalam perut. Termasuk dalam hal ini adalah suntikan yang<br />mengenyangkan dan transfusi darah bagi orang yang berpuasa.<br />d. Mengeluarkan mani dalam keadaan terjaga karena onani, bersentuhan, ciuman atau<br />sebab lainnya dengan sengaja. Adapun keluar mani karena mimpi tidak membatalkan<br />puasa karena keluamya tanpa sengaja.<br />e. Keluamya darah haid dan nifas. Manakala seorang wanita mendapati darah haid,<br />atau nifas batallah puasanya, baik pada pagi hari atau sore hari sebelum terbenam<br />matahari.<br />f. Sengaja muntah, dengan mengeluarkan makanan atau minuman dari perut melalui<br />mulut. Hal ini didasarkan pada sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam .<br />Barangsiapa yang muntah tanpa sengaja maka tidak wajib qadha, sedang<br />barangsiapa yang muntah dengan sengaja maka wajib qadha. " (HR. Ahmad, Abu<br />Dawud, Ibnu Majah dan At-Tirmidzi).<br />Dalam lafazh lain disebutkan : "Barangsiapa muntah tanpa disengaja, maka ia tidak<br />(wajib) mengganti puasanya)." DiriwayatRan oleh Al-Harbi dalamGharibul Hadits<br />(5/55/1) dari Abu Hurairah secara maudu' dan dishahihRan oleh AI-Albani dalam<br />silsilatul Alhadits Ash-Shahihah No. 923.<br />g. Murtad dari Islam -semoga Allah melindungi kita darinya. Perbuatan ini<br />menghapuskan segala amal kebaikan. Firman Allah Ta'ala: Seandainya mereka<br />mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka<br />kerjakan. "(Al-An'aam: 88).<br />Tidak batal puasa orang yang melakukan sesuatu yang membatalkan puasa karena tidak<br />tahu, lupa atau dipaksa. Demikian pula jika tenggorokannya kemasukan debu, lalat, atau air<br />tanpa disengaja.<br />Jika wanita nifas telah suci sebelum sempurna empat puluh hari, maka hendaknya ia mandi,<br />shalat dan berpuasa.<br />11. Kewajiban orang yang berpuasa :<br />Orang yang berpuasa, juga lainnya, wajib menjauhkan diri dari perbuatan dusta, ghibah<br />(menyebutkan kejelekan orang lain), namimah (mengadu domba), laknat mendo'akan orang<br />dijauhkan dari rahmat Allah) dan mencaci-maki. Hendaklah ia menjaga telinga, mata, lidah<br />dan perutnya dari perkataan yang haram, penglihatan yang haram, pendengaran yang<br />haram, makan dan minum yang haram.<br />12. Puasa yang disunatkan :<br />Disunatkan puasa 6 hari pada bulan Syawwal, 3 hari pada setiap bulan (yang afdhal yaitu<br />tanggal 13, 14 dan 15; disebut shaumul biidh), hari Senin dan Kamis, 9 hari pertama bulan<br />Dzul Hijjah (lebih ditekankan tanggal 9, yaitu hari Arafah), hari 'Asyuva (tanggal 10<br />Muharram) ditambah sehari sebelum atau sesudahnya untuk mengikuti jejak Nabi dan para<br />sahabatnya yang mulia serta menyelisihi kaum Yahudi.<br />13. Pesan dan nasihat :<br />Manfaatkan dan pergunakan masa hidup Anda, kesehatan dan masa muda Anda dengan<br />amal kebaikan sebelum maut datang menj emput. Bertaubatlah kepada Allah dengan<br />sebenar-benar taubat dalam setiap waktu dari segala dosa dan perbuatan terlarang. Jagalah<br />fardhu-fardhu Allah dan perintah-perintah-Nya serta jauhilah apa-apa yang diharamkan dan<br />dilarang-Nya, baik pada bulan Ramadhan maupun pada bulan lainnya.<br />Jangan sampai Anda menunda-nunda taubat, lain Anda pun mati dalam keadaan maksiat<br />sebelum sempat bertaubat, karena Anda tidak tahu apakah Anda dapat menjumpai lagi bulan<br />Ramadhan mendatang atau tidak?<br />Bersungguh-sungguhlah dalam mengurus keluarga, anak-anak dan siapa saja yang menjadi<br />tanggung jawab Anda agar mereka taat kepada Allah dan menjauhkan diri dari maksiat<br />kepada-Nya. Jadilah suri tauladan yang baik bagi mereka dalam segala bidang, karena<br />Andalah pemimpin mereka dan bertanggung jawab atas mereka di hadapan Allah Ta'ala.<br />Bersihkan rumah Anda dari segala bentuk kemungkaran yang menjadi penghalang untuk<br />berdzikir dan shalat kepada Allah.<br />Sibukkan diri dan keluarga Anda dalam hal yang bermanfaat bagi Anda dan mereka. Dan<br />ingatkan mereka agar menjauhkan diri dari hal yang membahayakan mereka dalam agama,<br />dunia dan akhirat mereka.<br />Semoga Allah melimpahkan taufik-Nya kepada kita semua untuk amal yang dicintai dan<br />diridhai-Nya. Shalawat dan salam semoga juga dilimpahkan Allah kepada Nabi kita<br />Muhammad, segenap keluarga dan para sahabatnya.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00759938728347138333noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6634389456059336694.post-28082194770918998002009-08-22T23:49:00.000-07:002009-08-22T23:53:24.313-07:00KEKHUSUSAN DAN KEISTIMEWAAN BULAN RAMADHAN1. Puasa Ramadhan adalah rukun keempat dalam Islam. Firman Allah Ta'ala :<br />"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan asas kamu berpuasa sebagaimana<br />diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa. "(Al-Baqarahl<br />183).<br />Sabda Nabi .<br />Islam didirikan di atas lima sendi, yaitu: syahadat tiada sembahan yang haq selain Allah dan<br />Muhammad adalah rasul Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan<br />pergi hajike Baitul Haram. " (Hadits Muttafaq 'Alaih).<br />Ibadah puasa merupakan salah satu sarana penting untuk mencapai takwa, dan salah satu<br />sebab untuk mendapatkan ampunan dosa-dosa, pelipatgandaan kebaikan, dan<br />pengangkatan derajat. Allah telah menjadikan ibadah puasa khusus untuk diri-Nya dari amalamal<br />ibadah lainnya. Firman Allah dalam hadits yang disampaikan oleh Nabi :<br />"Puasa itu untuk-Ku dan Aku langsung membalasnya. Orang yang berpuasa mendapatkan<br />dua kesenangan, yaitu kesenangan ketika berbuka puasa dan kesenangan ketika berjumpa<br />dengan Tuhannya. Sungguh, bau mulut orang berpuasa lebih harum dari pada aroma<br />kesturi." (Hadits Muttafaq 'Alaih).<br />Dan sabda Nabi :<br />"Barangsiapa berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, niscaya<br />diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. " (Hadits Muttafaq 'Alaih).<br />Maka untuk memperoleh ampunan dengan puasa Ramadhan, harus ada dua syarat berikut<br />ini:<br />a. Mengimani dengan benar akan kewajiban ini.<br />b. Mengharap pahala karenanya di sisi Allah Ta 'ala.<br />2. Pada bulan Ramadhan diturunkan Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi umat manusia dan<br />berisi keterangan-keterangan tentang petunjuk dan pembeda antara yang haq dan yang<br />bathil.<br />3. Pada bulan ini disunatkan shalat tarawih, yakni shalat malam pada bulan Ramadhan, untuk<br />mengikuti jejak Nabi , para sahabat dan Khulafaur Rasyidin. Sabda Nabi<br />"Barangsiapa mendirikan shalat malam Ramadhan karena iman dan mengharap pahala (dari<br />Allah) niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. " (Hadits Muttafaq 'Alaih).<br />4. Pada bulan ini terdapat Lailatul Qadar (malam mulia), yaitu malam yang lebih baik<br />daripada seribu bulan, atau sama dengan 83 tahun 4 bulan. Malam di mana pintu-pintu langit<br />dibukakan, do'a dikabulkan, dan segala takdir yang terjadi pada tahun itu ditentukan. Sabda<br />Nabi :<br />"Barangsiapa mendiuikan shalatpada Lailatul Qadar karena iman dan mengharap pahala,<br />dari Allah niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. " (Hadits Muttafaq 'Alaih).<br />Malam ini terdapat pada sepuluh malam terakhir, dan diharapkan pada malam-malam ganjil<br />lebih kuat daripada di malam-malam lainnya. Karena itu, seyogianya seorang muslim yang<br />senantiasa mengharap rahmat Allah dan takut dari siksa-Nya, memanfaatkan kesempatan<br />pada malam-malam itu dengan bersungguh-sungguh pada setiap malam dari kesepuluh<br />malam tersebut dengan shalat, membaca Al-Qur'anul Karim, dzikir, do'a, istighfar dan taubat<br />yang sebenar-benamya. Semoga Allah menerima amal ibadah kita, mengampuni, merahmati,<br />dan mengabulkan do'a kita.<br />5. Pada bulan ini terjadi peristiwa besar yaitu Perang Badar, yang pada keesokan harinya<br />Allah membedakan antara yang haq dan yang bathil, sehingga menanglah Islam dan kaum<br />muslimin serta hancurlah syirik dan kaum musyrikin.<br />6. Pada bulan suci ini terjadi pembebasan kota Makkah Al-Mukarramah, dan Allah<br />memenangkan Rasul-Nya, sehingga masuklah manusia ke dalam agama Allah dengan<br />berbondong-bondong dan Rasulullah menghancurkan syirik dan paganisme (keberhalaan)<br />yang terdapat di kota Makkah, dan Makkah pun menjadi negeri Islam.<br />7. Pada bulan ini pintu-pintu Surga dibuka, pintu-pintu Neraka ditutup dan para setan diikat.<br />Betapa banyak berkah dan kebaikan yang terdapat dalam bulan Ramadhan. Maka kita wajib<br />memanfaatkan kesempatan ini untuk bertaubat kepada Allah dengan sebenar-benarnya dan<br />beramal shalih, semoga kita termasuk orang-orang yang diterima amalnya dan beruntung.<br />Perlu diingat, bahwa ada sebagian orang –semoga Allah menunjukinya- mungkin berpuasa<br />tetapi tidak shalat, atau hanya shalat pada bulan Ramadhan saja. Orang seperti ini tidak<br />berguna baginya puasa, haji, maupun zakat. Karena shalat adalah sendi agama Islam yang<br />ia tidak dapat tegak kecuali dengannya. Sabda Nabi :<br />"Jibril datang kepadaku dan berkata, 'Wahai Muhammad, siapa yang menjumpai bulan<br />Ramadhan, namun setelah bulan itu habis dan ia tidak mendapat ampunan, maka jika mati ia<br />masuk Neraka. Semoga Allah menjauhkannya. Katakan: Amin!. Aku pun mengatakan: Amin. "<br />(HR. Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban dalam Shahihnya) "' Lihat kitab An Nasha i'hud<br />Diniyyah, him. 37-39.<br />Maka seyogianya waktu-waktu pada bulan Ramadhan dipergunakan untuk berbagai amal<br />kebaikan, seperti shalat, sedekah, membaca Al-Qur'an, dzikir, do'a dan istighfar. Ramadhan<br />adalah kesempatan untuk menanam bagi para hamba Ailah, untuk membersihkan hati<br />mereka dari kerusakan.<br />Juga wajib menjaga anggota badan dari segala dosa, seperti berkata yang haram, melihat<br />yang haram, mendengar yang haram, minum dan makan yang haram agar puasanya menjadi<br />bersih dan diterima serta orang yang berpuasa memperoleh ampunan dan pembebasan dari<br />api Neraka.<br />Tentang keutamaan Ramadhan, bersabda:<br />'"Aku melihat seorang laki-laki dari umatku terengah-engah kehausan, maka datanglah<br />kepadanya puasa bulan Ramadhan lalu memberinya minum sampai kenyang " (HR. At-<br />Tirmidzi, Ad-Dailami dan Ath-Thabarani dalam Al-Mu'jam Al-Kabir dan hadits ini hasan).<br />"Shalat lima waktu, shalat Jum'at ke shalat Jum 'at lainnya, dan Ramadhan ke Ramadhan<br />berikutnya menghapuskan dosa-dosa yang dilakukan di antaranya jika dosa-dosa besar<br />ditinggalkan. " (HR.Muslim).<br />Jadi hal-hal yang fardhu ini dapat menghapuskan dosa-dosa kecil, dengan syarat dosa-dosa<br />besar ditinggalkan. Dosa-dosa besar, yaitu perbuatan yang diancam dengan hukuman di<br />dunia dan siksaan di akhirat. Misalnya: zina, mencuri, minum arak, mencaci kedua orang tua,<br />memutuskan hubungan kekeluargaan, transaksi dengan riba, mengambil risywah (uang<br />suap), bersaksi palsu, memutuskan perkara dengan selain hukum Allah.<br />Seandainya tidak terdapat dalam bulan Ramadhan keutamaan-keutamaan selain<br />keberadaannya sebagai salah satu fardhu dalam Islam, dan waktu diturunkannya Al-Qur'anul<br />Karim, serta adanya Lailatul Qadar -yang merupakan malam yang lebih balk daripada seribu<br />bulan- di dalamnya, niscaya itu sudah cukup, Semoga Allah melimpahkan taufik-Nya. Lihat<br />kitab Kalimaat Mukhtaarah, hlm. 74 - 76.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00759938728347138333noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6634389456059336694.post-16600800142611232172009-08-22T23:47:00.000-07:002009-08-22T23:49:03.981-07:00KEUTAMAAN PUASA1. Dalil :<br />Diriwayatkan dalam Shahih Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah uadhiallahu 'anhu,<br />bahwa Nabi bersabda:<br />"Setiap amal yang dilakukan anak adam adalah untuknya, dan satu kebaikan dibalas sepuluh<br />kali lipatnya bahkan sampai tujuh ratus kali lipat. Allah Ta'ala berfirman, 'Kecuali puasa, itu<br />untuk-Ku dan Aku yang langsung memba[asnya. la telah meninggalkan syahwat, makan dan<br />minumnya karena-Ku.' Orangyang berpuasa mendapatkan dua kesenangan, yaitu<br />kesenangan ketika berbuka puasa dan kesenangan ketika berjumpa dengan Tuhannya.<br />Sungguh, bau mulut orang berpuasa lebih harum daripada aroma kesturi."<br />2. Bagaimana ber-taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah?<br />Perlu diketahui, bahwa ber-taqarrub kepada Allah tidak dapat dicapai dengan meninggalkan<br />syahwat ini -yang selain dalam keadaan berpuasa adalah mubah- kecuali setelah bertaqarrub<br />kepada-Nya dengan meninggalkan apa yang diharamkan Allah dalam segala hal,<br />seperti: dusta, kezhaliman dan pelanggaran terhadap orang lain dalam masalah darah, harta<br />dan kehormatannya. Untuk itu, Nabi bersabda : "Barangsiapa tidak meninggalkan<br />perkataan dan perbuatan dusta maka Allah tidak butuh dengan puasanya dari makan dan<br />minum." (HR. Al-Bukhari) .<br />Inti pernyataan ini, bahwa tidak sempurna ber-taqawub kepada Allah Ta'ala dengan<br />meninggalkan hal-hal yang mubah kecuali setelah ber-taqarrub kepada-Nya dengan<br />meninggalkan hal-hal yang haram. Dengan demikian, orang yang melakukan hal-hal yang<br />haram kemudian ber-taqarrub kepada Allah dengan meninggalkan hal-hal yang mubah,<br />ibaratnya orang yang meninggalkan hal-hal yang wajib dan ber-taqarrub dengan hal-hal yang<br />sunat.<br />Jika seseorang dengan makan dan minum berniat agar kuat badannya dalam shalat malam<br />dan puasa maka ia mendapat pahala karenanya. Juga jika dengan tidurnya pada malam dan<br />siang hari berniat agar kuat beramal (bekerja) maka tidurnya itu merupakan ibadah.<br />Jadi orang yang berpuasa senantiasa dalam keadaan ibadah pada siang dan malam<br />harinya.Dikabulkan do'anya ketika berpuasa dan berbuka. Pada siang harinya ia adalah<br />orang yang berpuasa dan sabar, sedang pada malam harinya ia adalah orang yang memberi<br />makan dan bersyukur.<br />3. Syarat mendapat pahala puasa :<br />Di antara syaratnya, agar berbuka puasa dengan yang halal. Jika berbuka puasa dengan<br />yang haram maka ia termasuk orang yang menahan diri dari yang dihalalkan Allah dan<br />memakan apa yang diharamkan Allah, dan tidak dikabulkan do'anya.<br />Orang berpuasa yang berjihad :<br />Perlu diketahui bahwa orang mukmin pada bulan Ramadhan melakukan dua jihad,<br />yaitu :<br />1. Jihad untuk dirinya pada siang hari dengan puasa.<br />2. Jihad pada malam hari dengan shalat malam.<br />Barangsiapa yang memadukan kedua jihad ini, memenuhi segala hak-haknya dan<br />bersabar terhadapnya, niscaya diberikan kepadanya pahalaAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/00759938728347138333noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6634389456059336694.post-14097389174693751252009-08-22T20:29:00.000-07:002009-08-22T20:32:01.512-07:00ReVolusi Tauhid!!!!Kesyirikan melanda manusia<br />Kejahilan merajalela diseluruh dunia<br />Paranormal.. dukun.. dan tukang sihir diangkat menjadi ulama<br />Sedang ulama sesungguhnya dipenjara dan di siksa<br />Dituduh tanpa bukti sebagai pembrontak bangsa<br />Hokum Alloh-pun dimanipulasi dan dinodai oleh para penguasa bangsa<br />Tiada yang peduli… karena takut dicerca<br />Tiada yang peduli… karena takut kehilangan dunia<br />Tiada yang peduli… karena takut kepada aparat Negara<br /><br />Siapakah yang harus disalahkan..?<br />Semua lari.. tuding-menuding berlepas tangan<br />Saling menyesatkan..<br />Ada yang peduli membangun masyarakt islami tapi dibid’ahkan<br />Terus sampai kapan..?<br />Kapan kita membangun generasi qur’an<br />Kapan kita mengahancurkan segala macam kesyirikan<br />Kalau bukan kita yang peduli..maka mereka akan direkrut oleh prajurit syaitan<br /><br />Zaman sekarang sungguh menakjubkan<br />Kesyirikan terjadi disegala sendi kehidupan<br />Dalam ibadah, hukum, dan pemikiran<br />Bahkan kyiai diagung-agungkan seperti tuhan<br />Dukun dan paranormal dijadikan sebagai mentri pertahanan dan kemanan<br />Orang bodoh dianggap intelketual dan budayawan<br />Sedang Alqur’an dibaca hanya ketika selametan<br />Kalimat tauhid-pun hanya di lantunkan ketika acara tahlilan<br />Sungguh.. memang ini fitnah akhir zaman<br />Totonan jadi tuntunan<br />Sedang tuntunan melawak jadi tontonan<br />Maka pantas masyarakat menjadikan sinetron sebagqi pengajian<br />Ibadahnya mingguan, bulanan, dan bahkan ada yang tahunan<br />Mesjidnya adalah kuburan para sunan<br />Semuanya terjadi karena kelalaian<br />Kelalaian semua kalangan<br />Yang tak mengajarkan tauhid dan sunnah rosul sebagi pedoman<br /><br />Siapa yang harus disalahkan..?<br />Tak akan berakhir kalau kebenaran tak didakwahkan<br />Apalagi hanya sesat-menyesatkan tanpa meneruskan perjuangan<br /><br />Tauhid harus ditegakkan..!<br />Hokum Alloh harus diterapkan..!<br />Plularisme dan sekulerisme harus dipunahkan..!<br />Daulah islamiyyah harus didirikan..!<br />Agar tercipta masyarakat islam dibawah naungan AL QUR'AN.......<br /><br />oleh : Esih YuliasariAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/00759938728347138333noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6634389456059336694.post-27572204402073375222009-08-22T20:27:00.000-07:002009-08-22T20:29:40.822-07:00Kebingungan Sebuah Masjid saat Datang Bulan RamadhanRamadhan akan datang<br />Akupun sangat senang<br />Tanpa repot mengundang<br />Akan banyak manusia dating<br /><br />Ramadhan baru tiba<br />Seribu pasang sendal berjajar didepan sana<br />Berduyun-duyun manusia terpana<br />Menatap penceramah yang menggelora<br /><br />Di sepuluh malam pertama<br />Shaf begitu rapi tertata<br />Dari depan hingga ke belakangnya<br />Tenda-pun dipasang untuk sisanya<br /><br />Di sepuluh malam kedua<br />Masih puluhan shaf yang ada<br />Tapi kini lebih banyak yang tua<br />Berkeriput dan seperti menunggu akhir usia<br /><br />Di sepuluh malam ketiga<br />Hanya lima shaf yang tersisa<br />Tenda yang terpasang kini tiada guna<br />Tinggal jadi tempat berteduhnya sepeda<br /><br />Ramadhan telah pergi<br />Aku heran dengan hal ini<br />Tiada manusia yang menyadari<br />Apakah ini Ramadhan yang tak terpatri<br /><br />Kini Aku kesepian kembali<br />Sama nasibnya seperti sebelas bulan sebelum Ramadhan<br />Yang mendatangiku hanya dia-dia lagi<br />Sajadah yang terpasang banyak tak tergunakan<br /><br />Sebenarnya Aku kebingungan<br />Bagaimana mestinya manusia diingatkan<br />Agar mereka mendatangiku setiap waktu<br />Pengajian diadakan hanya bikin jemu<br /><br />Maka, cuma satu yang kuinginkan<br />Agar ruanganku kembali penuh kegiatan<br />Dan ribuan sandal kembali berjajaran<br />Yakni dengan mengharap kembali datangnya Ramadhan.....<br /><br />oleh : Esih yuliasariAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/00759938728347138333noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6634389456059336694.post-42711448369249815212009-08-22T19:55:00.002-07:002009-08-22T19:59:05.511-07:00"Hasbunallah wa ni'mal wakil,"Menyerahkan semua perkara kepada Allah, bertawakal kepada-Nya,<br />percaya sepenuhnya terhadap janji-janji-Nya, ridha dengan apa yang<br />dilakukan-Nya, berbaik sangka kepada-Nya, dan menunggu dengan sabar<br />pertolongan dari-Nya merupakan buah keimanan yang paling agung dan<br />sifat paling mulia dari seorang mukmin.<br />Dan ketika seorang hamba tenang<br />bahwa apa yang akan terjadi itu baik baginya, dan ia menggantungkan setiap<br />permasalahannya hanya kepada Rabb-nya, maka ia akan mendapatkan<br />pengawasan, perlindungan, pencukupan serta pertolongan dari Allah.<br /><br />Syahdan, ketika Nabi Ibrahim a.s. dilempar ke dalam kobaran api, ia<br />mengucapkan, "Hasbunalldh wa ni'mal wakil," maka Allah pun menjadikan<br />api yang panas itu dingin seketika. Dan Ibrahim pun tidak terbakar.<br />Demikian halnya yang dilakukan Rasulullah dan para sahabatnya. Tatkala<br />mendapat ancaman dari pasukan kafir dan penyembah berhala, mereka juga<br />mengucapkan, "Hasbunallah wa ni'mal wakil."<br />{(Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung.<br />Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar dari) Allah, mereka<br />tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti keridhaan Allah. Dan, Allah<br />mempunyai karunia yang besar.}<br />(QS. Ali 'Imran: 173-174)<br /><br />Wahai jiwa yang ingin menyadarkan dirinya, bertawakallah kepada<br />Yang Maha Kuat dan Maha Kaya yang kekuatan amat besar ada pada-Nya.<br />Itu bila mau keluar dari kesusahan dan selamat dari bencana.<br />Jadikanlah "hasbunallah wa ni'mal wakil" syiar dan semboyan yang selalu<br />menyelimuti langkah hidup. \<br />Jika harta Anda sedikit, hutang Anda<br />banyak, sumber penghidupan Anda kering, dan mata pencaharian Anda<br />terhenti, mengadulah kepada Rabb-mu seraya mengucapkan, "Hasbunallah wa ni'mal wakil."<br />Jika takut kepada seorang musuh, cemas terhadap perlakuan<br />orang zalim, atau khawatir dengan suatu bencana, maka ucapkanlah dengan<br />tulus kalimat ini: "Hasbunallah wa ni'mal wakil."<br />{Dan, cukuplah Rabb-mu menjadi Pemberi Petunjuk dan Penolong.}Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00759938728347138333noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6634389456059336694.post-44633579862202234942009-08-22T19:55:00.001-07:002009-08-22T19:55:50.013-07:00Tersenyumlahh!!!!Tertawa yang wajar itu laksana 'balsem' bagi kegalauan dan 'salep'<br />bagi kesedihan. Pengaruhnya sangat kuat sekali untuk membuat jiwa<br />bergembira dan hati berbahagia.<br />Bahkan, karena itu Abu Darda' sempat<br />berkata, "Sesungguhnya aku akan tertawa untuk membahagiakan hatiku.<br />Dan Rasulullah s.a.w. sendiri sesekali tertawa bingga tampak gerahamnya.<br />Begitulah tertawanya orang-orang yang berakal dan mengerti tentang<br />penyakit jiwa serta pengobatannya."<br />Tertawa merupakan puncak kegembiraan, titik tertinggi keceriaan,<br />dan ujung rasa suka cita. Namun, yang demikian itu adalah tertawa yang<br />tidak berlebihan sebagaimana dikatakan dalam pepatah, "Janganlah engkau<br />banyak tertawa, sebab banyak tertawa itu mematikan hati." Yakni, tertawalah<br />sewajarnya saja sebagaimana dikatakan juga dalam pepatah yang berbunyi,<br />"Senyummu di depan saudaramu adalah sedekah."<br />dan jangan sekali tertawa tampa sebab karena "tertawa tampa sebab menunjukkan kurang adab"<br /><br />Andai saja saya ditawarkan antara harta yang banyak, kedudukan yang tinggi<br />dengan jiwa yang tenteram damai dan selalu tersenyum,<br />maka pastilah saya memilih keduanya. namun jika disuruh mamilih maka yang kedua yg paling utama Sebab, apa artinya harta yang<br />banyak bila wajah selalu cemberut? Apa artinya kedudukan bila jiwa selalu<br />cemas? Apa artinya semua yang ada di dunia ini, bila perasaan selalu sedih<br />seperti orang yang usai mengantar jenazah kekasihnya? Apa arti kecantikan<br />seorang isteri jika selalu cemberut dan hanya membuat rumah tangga menjadi<br />neraka saja? Tentu saja, seorang isteri yang tidak terlalu cantik akan seribu<br />kali lebih baik jika dapat menjadikan rumah tangga senantiasa laksana surga<br />yang menyejukkan setiap saat.<br />maka tertawa yg beradab akan banyak bermamfaat dan senyum yg tulus dari hati adalah sedekah.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00759938728347138333noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6634389456059336694.post-73297076744448792762009-08-22T19:52:00.000-07:002009-08-22T19:54:14.809-07:00Jadikan Buah Lemon Itu Minuman yang Manis!Orang cerdik akan berusaha merubah kerugian menjadi keuntungan.<br />Sedangkan orang bodoh akan membuat suatu musibah menjadi bertumpuk<br />dan berlipat ganda.<br />Ketika Rasulullah s.a.w. diusir dari Makkah, beliau memutuskan untuk<br />menetap di Madinah dan kemudian berhasil membangunnya menjadi sebuah<br />negara yang sangat akrab di telinga dan mata sejarah.<br />Ahmad ibn Hanbal pernah dipenjara dan dihukum dera, tetapi<br />karenanya pula ia kemudian menjadi imam salah satu madzhab. Ibnu<br />Taimiyyah pernah di penjara, tetapi justru di penjara itulah ia banyak<br />melahirkan karya. As-Sarakhsi pernah dikurung di dasar sumur selama<br />bertahun-tahun, tetapi di tempat itulah ia berhasil mengarang buku<br />sebanyak dua puluh jilid. Ketika Ibnul-Atsir dipecat dari jabatannya, ia<br />berhasil menyelesaikan karya besarnya yang berjudul Jami'ul Ushul dan<br />an-Nihayah, salah satu buku paling terkenal dalam hadits. Demikian halnya<br />dengan Ibnul-Jawzy, ia pernah diasingkan dari Baghdad, dan karena itu<br />ia menguasai qiraah sab'ah.<br />Begitulah, ketika tertimpa suatu musibah, kita harus melihat sisi yang<br />paling terang darinya. Ketika seseorang memberi kita segelas air lemon,<br />Anda perlu menambah sesendok gula ke dalamnya. Ketika mendapat hadiah<br />seekor ular dari orang, ambil saja kulitnya yang mahal dan tinggalkan bagian<br />tubuhnya yang lain. Ketika disengat kala jengking, ketahuilah bahwa<br />sengatan itu sebenarnya memberikan kekebalan pada tubuh dr sengatan ular berbisa.<br />Kendalikan diri dalam berbagai kesulitan yang kita hadapi!<br />Dengan begitu, Anda akan dapat mempersembahkan bunga mawar dan<br />melati yang indah nan harum.<br />{Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu.}<br />(QS. Al-Baqarah: 216)Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00759938728347138333noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6634389456059336694.post-86428305328875651742009-08-22T19:49:00.000-07:002009-08-22T19:50:13.473-07:00Ambil Madunya, Tapi Jangan Hancurkan Sarangnya!Di manapun kelembutan itu berada, ia akan menghiasi tempat itu.=<br />Kelembutan tutur kata, senyuman tulus di bibir, dan sapaan-sapaan hangat<br />yang terpuji saat bersua merupakan hiasan-hiasan yang selalu dikenakan<br />oleh orang-orang mulia.<br />Semua itu merupakan sifat seorang mukmin yang akan menjadikannya<br />seperti seekor lebah; makan dari makanan yang baik dan menghasilkan<br />madu yang baik. Dan bila hinggap pada setangkai bunga, ia tidak pernah<br />merusaknya.<br />Semua itu terjadi karena Allah menganugerahkan pada<br />kelembutan; sesuatu yang tidak Dia berikan kepada kekerasan.<br />Di antara manusia terdapat orang-orang "istimewa" yang membuat<br />banyak kepala tunduk hormat menyambut kedatangannya, banyak massa<br />berjubel ingin melihat mukanya, banyak hati bersimpati padanya dan banyak<br />jiwa memujanya. Dan mereka itu tak lain adalah orang-orang yang banyak<br />dicintai dan dibicarakan manusia dikarenakan kedermawanan dan kejujurannya dalam berjual beli, dan keramahan dan sopan santunnya dalam bergaul.<br />Mereka itulah orang-orang yang selalu berada dalam kedamaian, orang-<br />orang yang berada di sekitar mereka merasa aman, dan kaum muslimin<br />yang bersama mereka pun merasa tenteram.<br />"Orang muslim adalah orang yang jika orang muslim lainnya tidak merasa<br />terganggu oleh lisan dan tangannya. Sedangkan orang mukmin adalah orang yang<br />membuat orang lain merasa aman terhadap darah dan hartanya." (Al-Hadits),<br />"Sesungguhnya Allah memerintahkanku untuk menyambung tali silaturahmi<br />pada orang yang memutuskan silaturahmi denganku. Aku diperintahkan untuk<br />mengampuni orang yang berlaku zcdim terhadapku dan memberi kepada orang<br />yang tidak pemah memberi kepadaku." (Al-Hadits)<br />{Dan, orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan).}<br />(QS. Ali 'Imran: 134)Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00759938728347138333noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6634389456059336694.post-65909926479059885972009-08-22T19:43:00.000-07:002009-09-05T19:54:59.596-07:00Tersenyumlahh!!!!Tertawa yang wajar itu laksana 'balsem' bagi kegalauan dan 'salep'<br />bagi kesedihan. Pengaruhnya sangat kuat sekali untuk membuat jiwa<br />bergembira dan hati berbahagia.<br />Bahkan, karena itu Abu Darda' sempat<br />berkata, "Sesungguhnya aku akan tertawa untuk membahagiakan hatiku.<br />Dan Rasulullah s.a.w. sendiri sesekali tertawa bingga tampak gerahamnya.<br />Begitulah tertawanya orang-orang yang berakal dan mengerti tentang<br />penyakit jiwa serta pengobatannya."<br />Tertawa merupakan puncak kegembiraan, titik tertinggi keceriaan,<br />dan ujung rasa suka cita. Namun, yang demikian itu adalah tertawa yang<br />tidak berlebihan sebagaimana dikatakan dalam pepatah, "Janganlah engkau<br />banyak tertawa, sebab banyak tertawa itu mematikan hati." Yakni, tertawalah<br />sewajarnya saja sebagaimana dikatakan juga dalam pepatah yang berbunyi,<br />"Senyummu di depan saudaramu adalah sedekah."<br />dan jangan sekali tertawa tampa sebab karena "tertawa tampa sebab menunjukkan kurang adab"<br /><br />Andai saja saya ditawarkan antara harta yang banyak, kedudukan yang tinggi<br />dengan jiwa yang tenteram damai dan selalu tersenyum,<br />maka pastilah saya memilih keduanya. namun jika disuruh mamilih maka yang kedua yg paling utama Sebab, apa artinya harta yang<br />banyak bila wajah selalu cemberut? Apa artinya kedudukan bila jiwa selalu<br />cemas? Apa artinya semua yang ada di dunia ini, bila perasaan selalu sedih<br />seperti orang yang usai mengantar jenazah kekasihnya? Apa arti kecantikan<br />seorang isteri jika selalu cemberut dan hanya membuat rumah tangga menjadi<br />neraka saja? Tentu saja, seorang isteri yang tidak terlalu cantik akan seribu<br />kali lebih baik jika dapat menjadikan rumah tangga senantiasa laksana surga<br />yang menyejukkan setiap saat.<br />maka tertawa yg beradab akan banyak bermamfaat dan senyum yg tulus dari hati adalah sedekah.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00759938728347138333noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6634389456059336694.post-60498219174638000962009-08-11T06:08:00.000-07:002009-08-11T06:14:37.475-07:00TANDA-TANDA KIAMAT<div align="justify">TANDA-TANDA KIAMAT (Siri 1)<br />Hudzaifah bin As-yad al-Ghifary berkata,<br />Sewaktu kami sedang berbincang, tiba-tiba<br />datang Nabi Muhammad S.A.W kepada kami lalu<br />bertanya,<br />"Apakah yang kamu semua sedang<br />bincangkan.?"<br />Lalu kami menjawab,<br />"Kami sedang membincangkan tentang hari<br />Kiamat."<br />Sabda Rasulullah S.A.W.<br />"Sesungguhnya kiamat itu tidak akan terjadi<br />sebelum kamu melihat sepuluh tanda :-<br />•Asap<br />•Dajjal<br />•Binatang melata di bumi<br />•Terbitnya matahari sebelah barat<br />•Turunnya Nabi Isa A.S<br />•Keluarnya Yakjuj dan Makjuj<br />•Gerhana di barat<br />•Gerhana di jazirah Arab<br />•Keluarnya api dari kota Yaman menghalau<br />manusia ke tempat pengiringan mereka.<br />Asap akan memenuhi timur dan barat, ia akan<br />berlaku selama 40 hari. Apabila orang yang<br />beriman terkena asap itu, ia akan bersin seperti<br />terkena selsema, sementara orang kafir pula<br />keadaannya seperti orang mabuk, asap akan<br />keluar dari hidung, telinga dan dubur mereka.<br />Dajjal maksudnya ialah bahaya besar yang tidak<br />ada bahaya sepertinya sejak Nabi Adam A.S<br />sampai hari kiamat. Dajjal boleh membuat apa<br />sahaja perkara-perkara yang luar biasa. Dia<br />akan mendakwa dirinya Tuhan, sebelah matanya<br />buta dan di antara kedua matanya tertulis<br />perkataan 'Ini adalah orang kafir'.<br />Binatang melata yang dikenali sebagai Dabatul<br />Ard ini akan keluar di kota Mekah dekat gunung<br />Shafa, ia akan berbicara dengan kata-kata yang<br />fasih dan jelas. Dabatul Ard ini akan membawa<br />tongkat Nabi Musa A.S dan cincin Nabi Sulaiman<br />A.S. Apabila binatang ini memukulkan<br />tongkatnya ke dahi orang yang beriman, maka<br />akan tertulislah di dahi orang itu 'Ini adalah<br />orang yang beriman'. Apabila tongkat itu<br />dipukul ke dahi orang yang kafir, maka akan<br />tertulislah 'Ini adalah orang kafir'.<br />Turunnya Nabi Isa. A.S di negeri Syam di menara<br />putih, beliau akan membunuh dajjal. Kemudian<br />Nabi Isa A.S akan menjalankan syariat Nabi<br />Muhammad S.A.W.<br />Yakjuj dan Makjuj pula akan keluar, mereka ini<br />merupakan dua golongan. Satu golongan kecil<br />dan satu lagi golongan besar. Yakjuj dan Makjuj<br />itu kini berada di belakang bendungan yang<br />TANDA-TANDA KIAMAT (Siri 2)<br />Rasulullah S.A.W telah bersabda,<br />"Hari kiamat itu mempunyai tanda, bermulanya<br />dengan tidak laris jualan di pasar, sedikit sahaja<br />hujan dan begitu juga dengan tumbuhtumbuhan.<br />Ghibah menjadi-jadi di merata-rata,<br />memakan riba, banyaknya anak-anak zina, orang<br />kaya diagung-agungkan, orang-orang fasik akan<br />bersuara lantang di masjid, para ahli mungkar<br />lebih banyak menonjol dari ahli haq"<br />Jika kita perhatikan kini memang benar:<br />• Ghibah merata-rata (memperburukburukkan,<br />memfitnah orang juga<br />meleluasa kini)<br />•Riba meluas tanpa kawalan (shark loan,<br />pinjaman segera, pembelian kereta, rumah<br />dll, bank bersistem riba, termasuk berbagai<br />jenis loan yang "diislamkan" dari luarannya.<br />hatta "study loan" pun)<br />•Anak zina bertambah (malah pasangan<br />berzina berbangga dengan perbuatan zina<br />dan anak zinanya).<br />•Orang kaya diagung-agungkan (sampai<br />cium tangan dan merayu)<br />•Orang fasik bersuara lantang di Masjid<br />(sampaikan pelanggan tetap 4d pun<br />dikhabarkan dilantik sebagai AJK Masjid)<br />•Ahli mungkar lebih banyak menonjol dari<br />ahli haq (bercakap tentang islam walaupun<br />tanpa ilmu)<br />TANDA-TANDA KIAMAT (Siri 3)<br />Berkata Ali bin Abi Talib,<br />Akan datang di suatu masa di mana Islam itu<br />hanya akan tinggal namanya sahaja, agama<br />hanya bentuk sahaja, Al-Qur'an hanya dijadikan<br />bacaan sahaja, mereka mendirikan masjid,<br />sedangkan masjid itu sunyi dari zikir menyebut<br />Asma Allah. Orang-orang yang paling buruk pada<br />zaman itu ialah para ulama, dari mereka akan<br />timbul fitnah dan fitnah itu akan kembali kepada<br />mereka juga. Dan kesemua yang tersebut adalah<br />tanda-tanda hari kiamat."<br />Jika kita perhatikan:<br />·Semakin ramai umat Islam yang tidak<br />menghargai nikmat agamanya sehingga<br />mengabaikan suruhan dan perintahNya<br />sampaikan mengucap pun ada yang tidak<br />tahu.<br />·Al Quran hanya untuk alunan merdu serta<br />hiasan dan bukan untuk diamalkan dan<br />dihayati. (Paling sedih ada juga sanggup<br />pula menghina Al Quran).<br />·Masjid berdiri megah dengan hiasan yang<br />berkilauan hanya untuk pelancongan dan<br />berbangga tidak untuk dimakmurkan.<br />·Ulama dihina dan difitnah oleh orang yang<br />dianggap ulama juga.<br />TANDA-TANDA KIAMAT (Siri 4)<br />Sabda Rasulullah S.A.W lagi,<br />"Apabila harta orang kafir yang dihalalkan<br />tanpa perang yang dijadikan pembahagian<br />bergilir, amanat dijadikan seperti harta<br />rampasan, zakat dijadikan seperti pinjaman,<br />belajar lain daripada agama, orang lelaki taat<br />kepada isterinya, menderhakai ibunya, lebih<br />rapat dengan teman dan menjauhkan ayahnya,<br />suara-suara lantang dalam masjid, pemimpin<br />kaum dipilih dari orang yang fasik, orang<br />dimuliakan kerana ditakuti akan tindakan jahat<br />dan aniayanya dan bukan kerana takutkan<br />Allah, maka kesemua itu adalah tanda-tanda<br />kiamat."<br />TANDA-TANDA KIAMAT KECIL (SIRI 5)<br />Penaklukan Baitulmuqaddis.<br />Dari Auf b. Malik r.a., katanya,<br />"Rasulullah s. a. w. telah bersabda:<br />"Aku menghitung enam perkara menjelang hari<br />kiamat. "Baginda menyebutkan salah satu di<br />antaranya : Penaklukan Baitulmuqaddis."<br />- Sahih Bukhari,<br />Zina bermaharajalela.<br />"Dan tinggallah manusia-manusia yang buruk,<br />yang seenaknya melakukan persetubuhan seperti<br />himar (keldai). Maka pada zaman mereka inilah<br />kiamat akan datang.”<br />- Sahih Muslim<br />Bermaharajalela alat muzik., tanah runtuh dan<br />perubahan muka<br />"Pada akhir zaman akan terjadi tanah runtuh,<br />rusuhan dan perubahan muka."Ada yang<br />bertanya kepada Rasulullah; "Wahai Rasulullah<br />bila hal ini terjadi?" Baginda menjawab;"Apabila<br />telah bermaharajalela bunyi-bunyian (muzik) dan<br />penyanyi-penyanyi wanita”<br />- Ibnu Majah<br />Menghias masjid dan membanggakannya.<br />"Di antara tanda-tanda telah dekatnya kiamat<br />ialah manusia bermegah-megahan dalam<br />mendirikan masjid”<br />- Riwayat Nasai.<br />Munculnya kekejian, memutuskan kerabat dan<br />hubungan dengan tetangga tidak baik.<br />"Tidak akan datang kiamat sehingga banyak<br />perbuatan dan perkataan keji, memutuskan<br />Ramai orang soleh meninggal dunia.<br />"Tidak akan datang hari kiamat sehingga Allah<br />mengambil orang-orang yang baik dan ahli agama<br />di muka bumi, maka tiada yang tinggal padanya<br />kecuali orang-orang yang hina dan buruk yang<br />tidak mengetahui yang makruf dan tidak<br />mengingkari kemungkaran.<br />- Riwayat Ahmad<br />Orang hina mendapat kedudukan terhormat.<br />"Di antara tanda-tanda semakin dekatnya kiamat<br />ialah dunia akan dikuasai oleh Luka' bin Luka’<br />(orang yang bodoh dan hina). Maka orang yang<br />paling baik ketika itu ialah orang yang beriman<br />yang diapit oleh dua orang mulia"<br />-Riwayat Thabrani<br />Mengucapkan salam kepada orang yang<br />dikenalnya sahaja.<br />"Sesungguhnya diantara tanda-tanda telah<br />dekatnya hari kiamat ialah manusia tidak mahu<br />mengucapkan salam kepada orang lain kecuali<br />yang dikenalnya saja."<br />- Riwayat Ahmad<br />Banyak wanita yang berpakaian tetapi<br />hakikatnya telanjang.<br />Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a.<br />"Di antara tanda-tanda telah dekatnya hari<br />kiamat ialah akan muncul pakaian-pakaian<br />wanita dan apabila mereka memakainya<br />keadaannya seperti telanjang."<br />Bulan sabit kelihatan besar.<br />"Di antara tanda-tanda telah dekatnya hari<br />Banyak dusta dan tidak tepat dalam<br />menyampaikan berita.<br />"Pada akhir zaman akan muncul pembohongpembohong<br />besar yang datang kepadamu<br />dengan membawa berita-berita yang belum<br />pernah kamu dengar dan belum pernah didengar<br />oleh bapa-bapa kamu sebelumnya, kerana itu<br />jauhkanlah dirimu dari mereka agar mereka tidak<br />menyesatkanmu dan memfitnahmu”<br />- Sahih Muslim<br />Banyak saksi palsu dan menyimpan kesaksian<br />yang benar.<br />"Sesungguhnya sebelum datangnya hari kiamat<br />akan banyak kesaksian palsu dan disembunyikan<br />kesaksian yang benar"<br />- Riwayat Ahmad<br />Negara Arab menjadi padang rumput dan sungai.<br />PENGAJARAN<br />Segala apa yang dikatakan oleh Nabi<br />Muhammad s.a.w. itu adalah benar belaka<br />janganlah disangsikan dan ragu-ragu.<br />Sekiranya kita menghayati apa yang tersirat<br />pada kisah di atas memang kebanyakannya<br />telah berlaku kini.<br />Tak perlu Nostradamus' Prediction untuk kita<br />jadikan panduan atau ikutan seperti orang<br />kafir atau menunggu hasil kajian saintifik<br />tentang amalan dan sunnah Rasullullah s.a.w.<br />Percayalah seyakin-yakinnya dan amalkan<br />-Wallahualam<br /></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00759938728347138333noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6634389456059336694.post-31167729829804704842009-08-10T02:26:00.000-07:002009-08-10T02:28:13.778-07:00Renungan KeikhlasanAlkisah, seorang ‘abid yang saleh dan telah beribadah dalam waktu yang sangat lama didatangi oleh suatu kaum. Salah satu dari mereka berkata kepadanya, ”Hai ‘abid, saya mendengar di daerah ini ada suatu kaum yang ibadahnya menyembah pohon, tidak menyembah Allah.” Mendengar kabar yang diucapkan orang itu, sang ‘abid menjadi marah, lalu pergi dengan membawa sebuah kampak untuk menghancurkan pohon itu.<br />Seorang iblis yang merubah dirinya menjadi seorang syekh, menyambut kedatangan ‘abid di dekat pohon itu. Iblis bertanya kepadanya, ”Ke manakah Anda hendak pergi wahai saudaraku, mudah-mudahan Allah merahmatimu.” ‘Abid menjawab,” Aku hendak memotong pohon ini.” Iblis itu balik bertanya, ”Apa yang menyebabkan engkau ingin memotong pohon ini, sehingga kamu telah meninggalkan ibadahmu serta menyibukkan diri dgn kegiatan yang tidak bermanfaat bagimu.” ‘Abid menjawab, ”Sesungguhnya apa yang akan aku lakukan ini adalah sebagian dari ibadahku.” Iblis berkata, ”Aku tidak akan membiarkan kamu untuk memotong pohon ini.” Iblis bergerak dengan garang menyerang sang ‘abid, tetapi tidak berhasil menaklukannya. Bahkan Iblislah yang berhasil dikalahkan oleh ‘abid dan ia berhasil ditawan dalam pengawasan ‘abid. Iblis itu berkata, ”Lepaskan aku, dan aku akan berbicara kepadamu.” Sang ‘abid melepaskannya. Ia berkata, ”Sesungguhnya Allah swt telah menggugurkan perintah untuk memotong pohon ini dan Dia tidak mewajibkannya lagi kepadamu. Allah tidak menyuruh kamu untuk melakukan hal ini. Jika Allah berkehendak, mungkin Allah sudah memerintahkan pekerjaan ini kepada para Nabi-Nya dan mengutusnya untuk menghancurkan pohon ini.” Abid itu menjawab, ”Akulah yang harus memotong pohon ini.”<br /><br />Sang ‘abid mendekati iblis dan melawannya kembali. Ia berhasil mengalahkan kembali Iblis itu dan segera mengurungnya. Iblis itu berkata kepada sang ‘abid, ”Apakah kamu mempunyai keputusan tentang masalah kita ini agar semuanya menjadi lebih baik dan berguna bagiku dan bagimu?” Abid itu terdiam. Lalu berkata, ”Apakah kau bisa memutuskan dan menyebutkan hal itu?” ”Ya,” Iblis menjawab, “tetapi lepaskan dulu aku dari pengawasanmu.” Setelah dilepaskan iblis itu berkata, ”Wahai ‘abid, kamu adalah orang miskin yang tidak mempunyai apa-apa. Engkau telah menjadi beban bagi orang lain yang menanggungmu. Engkau yang dalam kesendirian terus berusaha ingin menjadi yang terbaik dari tetanggamu, dan kenyang dalam keheninganmu tanpa memerlukan manusia yang lain. Bukankah yang aku katakan ini benar?” Abid terdiam. Ia menjawab pelan, ”Benar.” Iblis balik berkata, ”Urungkanlah niatmu untuk memotong pohon ini dan aku akan berikan kepadamu dua dinar yang akan aku simpan di dekat kepalamu setiap pagi. Dengan uang itu kamu akan membelanjakannya untukmu, keluargamu, dan sisanya untuk sedekahmu kepada saudara-saudaramu. Dan hal ini lebih baik bagimu dan kaum muslim yang lain daripada hanya memotong pohon yang tidak mendatangkan manfaat bagimu dan saudara-saudaramu.”<br /><br />‘Abid terdiam. Ia mulai berpikir dan merenungkan ucapan iblis itu. Lalu ia berkata, ”Engkau benar, wahai syekh, aku bukan seorang nabi dan mengharuskan aku untuk memotong pohon ini dan Allah tidak menyuruhku untuk memotongnya, serta tidak menetapkan aku sebagai orang yang durhaka karena tidak memotong pohon ini. Apa yang engkau sebutkan ternyata lebih baik dan lebih banyak manfaatnya.” Iblis pun berjanji akan memberikan uang dua dinar setiap hari karena nasihatnya diikuti.<br /><br />Setelah kejadian itu ‘abid kembali ke tempatnya. Ketika waktu pagi datang, ia menemukan di dekat kepalanya uang senilai dua dinar dan ia menyimpannya untuk dibelanjakan. Kejadian serupa terjadi terus menerus, sampai pada suatu pagi, ia tidak menemukan lagi uang senilai dua dinar itu. Ia marah. Lalu pergi membawa kampak dengan maksud menghancurkan pohon itu kembali.<br /><br />Iblis yang berwujud syekh menyambut kedatangannya seraya berkata, ”Apa yang hendak kau lakukan dengan pohon ini?” “Aku akan memotongnya.” jawab ‘abid. Iblis berkata, ”Demi Allah, kamu tidak akan mampu memotongnya dan tidak ada jalan bagimu untuk melakukannya.” ‘Abid itu menyerang Iblis dengan gencar, tetapi ia tidak berhasil mengalahkan Iblis itu seperti ketika dulu ia mengalahkannya. Bahkan ia berhasil dikalahkan oleh Iblis. Iblis mengekang sang ‘abid dan mengancam kepadanya dengan tekanan yang keras agar ia tidak melakukan apa yang ia inginkan. ‘Abid berkata kepada Iblis, ”Kabarkan kepadaku apakah yang menyebabkan engkau bisa mengalahkan aku, padahal dahulu aku bisa mengalahkanmu.” Iblis menjawab,<br /><br />”Sesungguhnya ketika engkau mengalahkan aku, engkau berangkat dari marah karena Allah dan akhiratmu. Kali ini engkau tidak bisa mengalahkan aku, karena marahmu berangkat bukan dari marah karena Allah, tetapi marah karena diri dan duniamu. Allah menundukanku karenanya, dan aku menundukanmu karena rasa ikhlas karena Allah telah hilang darimu.”<br /><br /><br />lalu......apakah sebenarnya ikhlas itu?????<br /><br />Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin-nya menyebutkan perihal makna ikhlas. Rasulullah bersabda, ”Ikhlas adalah bahwa kamu berkata, ’Allah itu Tuhanku.’ Kemudian kamu beristiqamahlah (kepada-Nya) sebagaimana kamu diperintahkan.<br /><br />” Sahl ra berkata, “Ikhlas adalah: Tenang dan gerakan-gerakannya karena Allah swt secara khusus.<br />” Ibrahim bin Adham berkata, ”Ikhlas adalah kebenaran niat beserta Allah swt.<br />” Abu Utsman berkata, ”Ikhlas adalah kelupaan melihat makhluk dengan memandang kepada Tuhan Yang Maha Pencipta saja.”<br /><br />Satu saat Al-Hawariyyun berjumpa dengan Nabi Isa as. Ia bertanya, “Apakah amal yang ikhlas itu?” Nabi Isa menjawab, “Yang beramal kepada Allah swt yang tidak menyukai bahwa seseorang memujinya atas perbuatan tersebut.<br />” Al-Junaid berkata, ”Ikhlas adalah membersihkan amal dari kotoran.<br />” Al-Muhasibi berkata, ”Ikhlas adalah mengeluarkan makhluk ketika berhubungan dengan Tuhan.”<br /><br /><br />Jika kita melihat beberapa pengertian tantang ikhlas tersebut, kita dapat simpulkan ada beberapa syarat ‘sahnya’ ikhlas;<br />pertama, amal yang dikerjakan berangkat dari kecintaan kepada Allah;<br />kedua, terus-menerus (istiqomah) dalam melaksanakan perintah-Nya;<br />ketiga, beramal bukan didasarkan kepada manusia (mengharapkan pujian);<br />keempat, berusaha membersihkan amal dari kotoran (riya' ujub dan sum'ah).Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00759938728347138333noreply@blogger.com0